Hallo Temanku...
Pagi ini Alhamdulillah akhirnya bisa sepedaan pagi dari agenda yang biasanya hanya menjadi wacana saja. Maklum akhir-akhir ini untuk bangun pagi bukanlah perkara mudah.
Seluruh atribut sepedaan sudah kugunakan, dan yang paling wajib adalah walkman donk. Teman setia buat sepedaan.
Dari rumah kuarahkan ke perempatan Pingit, kalao pagi gini, di daerah Jl.Magelang (Depan Kricak) banyak orang berjualan makanan kecil. Tutup mata saja, ayooooo diett diettt hahahaha (opo yo tumon meh pit-pitan malah madiank??).
Belok kiri sepeda kuarahkan menuju tugu.
Kembali lagi saat melintasi Jl. P. Diponegoro, bakule lopis sajak ngawe-awe njaluk dirumbasi....
Meremmmm saja.... (nabrak, nabrak deh... hahahaha).
Selamat sampai Tugu lanjut ke perempatan Gramedia.
Belok kiri (Utara) menuju tempat yang paling sejuk (menurutku) di kampus UGM. Pohon yang tinggi dan rindang membuat paru-paru ini kenyang akan Oksigen gratis yang diberikan Sang Pencipta. Alhamdulillah.
Melaju menuju Gedung Graha Sabha Pramana, jebul kampusnya sedang banyak renovasi, hasilnya sedang tidak (belum) cantik. Gak pa-palah yang penting bisa sepedaan.
Sebentar berhenti untuk sekedar pemanasan ringan sambil perenggangan otot.
Suegernyaaaaaa.....
Dirasa cukup, kembali melanjutkan perjalanan. Menuju arah Jakal untuk kemudian melewati jalan Baru yang nanti tembusannya ke Jl. Monjali. Lanjut menuju yang tembus ke Jl. Magelang.
Tiba-tiba mata ini melihat sesosok pria yang wajahnya sangat tidak asing. Yakin kalau dia dulu adalah temanku SMP (Taman Dewasa) tapi beda kelas.
Jujur ingin rasanya menyapa, tapi aku punya kejadian kurang meng-enak-kan..
Beberapa waktu lalu saat sedang makan, aku melihat mbak-mbak jualan gorengan, karena yakinnya aku sapa dia. Awalnya dia acuh, kemudian wajahnya berubah menjadi kaget. Hal yang sedikit membuatku sedih, ternyata dia pura-pura salah orang. Padahal aku sangat yakin dia adalah salah satu teman sekolahku.
Mbaknya tersebut pergi, kemudian gorenganya dijaga oleh seorang Ibu-Ibu yang sudah lumayan sepuh.
Saking penasarannya, aku tanya kepada Ibu tersebut. Benar saja, ternyata memang dia salah satu kawanku di SMP Taman Dewasa dulu, namun yang mengiris perasaan adalah saat Ibu tersebut mengatakan "mungkin malu mas untuk mengakui, soalnya hanya jualan gorengan".
Rasanya ingin nangis, lah kenapa musti malu??
Toh siapapun dia adalah seorang teman.
Apa iya berteman itu melihat dan mengukur materi sebagai patokan, sepertinya tidak bagiku. Ditambah aku juga hanya orang biasa.
Bahkan dulu saat SMA-pun aku loper koran, itupun kulakoni dengan sangat bangga.
Mengingat kejadian tersebut, kuurungkan niat menyapa salah satu teman yang sedang memungut sampah di daerah Selokan Mataram tersebut.
Dalam hati hanya bisa berkata...
"Halo sobat, apa kabarmu? Aku Endar Heru Purnawan, anak A. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan untuk-mu dan untuk kita semua, salam..."
Dan tanpa terasa si-fire (sepede merahku) telah mengantarkanku kembali ke rumah dengan selamat dalam lindungan Allah SWT.
Pagi sobat semua...
Love You All....
Komentar
Posting Komentar