Sakit vs sakit
Hal yang paling menyenangkan saat sakit adalah memanjakan diri dengan tidak melakukan banyak aktifitas, cukup rehat, dan memakan semua hal yang diinginkan. Tidur dengan leluasa dalam waktu sebanyak banyaknya..
Pertanyaan muncul saat aku sakit dan juga Bapak sakit..
Artinya, bagaimana aku harus cerdik mensiasati merawat Bapak dan juga menjaga kondisiku sendiri.
Entah karena seringnya begadang pada malam-malamku akhir-akhir ini, entah aku kecapekan akan rutinitas, entah apapun. Yang jelas akhirnya aku harus mengucapkan selamat datang wahai sakit.
Alhamdulillah bukan penyakit lama-ku yang kambuh. Namun yang namanya flu bagiku sangat menyiksa, bagaimana permulaan dengan seluruh badan berasa ngilu dan sakit, kemudian demam menjadi kawan baiknya, dan akhirnya meler serta bersin memperindah penampilan semuanya.
Komplit layaknya mie ayam bakso urat kesukaanku.
Musim hujan di Bulan ini semakin membuat dramatis keadaan kami, mungkin saking dinginnya sehingga Bapak mulai sering ngompol.
Awalnya semuai itu bukan menjadi masalah, toh kasur telah kulapisi kain vinil agar cairan tidak mengenai kasur. Betapa repotnya jika harus menjemur kasur di saat musim penghujan.
Dan akhirnya masalah timbul..
Pagi itu seperti biasa kulalui dengan membersihkan Bapak, tidak ada yang aneh. Sambil menunggu Bapak selesai sarapan, aku-pun menikmati cangkir kopiku dan sarapan roti bakar, sambil mendengarkan siaran TV sesekali meliriknya jika tertarik dengan apa yang disiarkan.
Sepertinya semua berita di TV, detik.com, bahkan semua status FB serta BB adalah DRAMA!! What the fuck???!!!
Di kantor hidung ini mulai basah, artinya siap-siap terkena flu, untunglah hari Jum'at jadi tidak perlu ngantor terlalu lama. Artinya, Bisa ngaso tuk sedikit meredakan ketidak nyamanan badan karena malam nanti ada pertunjukan tari yang ingin kudatangi sekaligus memanjakan nafsu mengambil gambar dramatis seni pertunjukkan..
Hasil dari nonton Sendra Tari adalah, pulang ke rumah dalam keadaan menggigil hebat kedinginan karena demam..
Kebiasaan minum obat sementara kuurungkan, berharap besok pagi lekas sembuh dengan cukup tidur dan makan banyak. Alasanku simple, takut jika minum obat flu artinya akan tertidur dengan terlalu lelap sehingga takut tidak mendengar jika Bapak memanggil, maklum suara Bapak teramat lirih..
Dan Sabtu pagi aku bangun dini hari seperti biasanya, Jam.1 Bapak minta makan Jam 3 pagi Bapak minta dimandikan, jelas kutolak karena masih terlalu pagi. Jujur itu bukan kali pertama beliau meminta akan hal yang tak lazim, layaknya anak kecil yang marah jika tidak dituruti apa yang diinginkan, beliau ngomel sampai kurang lebih Jam 4 pagi..
Akhirnya aku bisa melanjutkan tidurku, badan sudah berasa panas dingin gak karuan karena demam..
Jam 6 pagi Bapak kembali memanggil, beliau minta teh panas, dan air putih panas untuk selanjutnya mandi pagi.
Sadar Bapak yang sekarang bukanlah Bapak yang dulu, semua daya fikirnya sudah berubah, semua inderanya sudah tidak kompak, dan semua hal itu harusnya menjadi termaafkan dan bukan menjadi masalah seperti biasanya.
Pagi itu tandukku keluar dengan begitu kokoh, namun berusaha tidak menampakkan ke Bapak, cukup kulampiaskan dengan cuci piring dan gelas kotor. Dan, prannnnnkkkkk!!! Sebuah piring melesat, hancur dari genggamanku..
Selesai cuci piring, saatnya membersihkan Bapak..
Damn!! Spreinya basah lagi, padahal sudah tidak memiliki sprei cadangan. Semua belum kering. Rasanya frustrasi dan marah akan hal tersebut. Dan mungkin kemarahanku bisa Bapak rasakan walaupun tidak disampaikan.
Bapak tidak jadi minta mandi, cukup sarapan, minum obat dan kembali tidur. Bahkan ganti baju saja tidak, jadi sangat terbayang akan bau pesingnya..
Pagi yang kumulai dengan amarah, membaca, menyaksikan, mendegar semua dengan marah. Akhirnya yang kudapat hanya satu hal, yaitu lelah...
Sangat lelah..
Jam 10,
Kuputuskan untuk membelikan lagi sprei untuk Bapak di salah satu Toserba yang tidak jauh dari rumah, tak lupa pampers untuk manula.
Sampai dirumah kucoba mengulangi kejadian pagi tadi tanpa amarh, kuganti sprei dan kain Vinil yang sudah terkena ompol Bapak. Kuganti dengan persediaan Vinil lain serta sprei yang baru kubelikan, lantai kubersihkan dengan carbol, tuk sekedar mengusir bau tidak sedap kamarnya.
Semua kembali bersih saat selimut, sarung, serta pakaiannya kuganti dengan yang bersih.
Saatnya memasangkan pampers.
Awalnya lumayan bingung, sampai akhirnya benar-benar bisa menemukan cara yang tepat. Dan resmilah hari itu Bapak memakai pampers.
Semua sudah seperti seharusnya, Bapak istirahat kembali dengan nyaman.
Dan aku putuskan untuk tidur, setelah sebelumnya kuminum obat flu.. Tanpa rasa takut akan sudah dibangunkan saat dipanggil.
Jam.13.15
Aku terbangun setelah berasa tidur sangat lama, Subhanallah. Mungkin aku dapat hadiah dari-Nya.
Bergegas kutuju kamar Bapak, dan walahhh si pampers sudah tergeletak di lantai, sedangkan Bapak sedang duduk di kursi toiletnya tuk pipis. Cukup geli saat tau alasan Bapak "soale arep nguyuh, dadine tak copot". Padahal memang itu kupasang agar pipis disitu, ternyata nyaman yang kuharapkan tidak membuat Bapak nyaman. Hehehehe jadi sepertinya pilihan egois hanya demi kenyamananku.
Acara makan siangnya selesai dan Bapak kembali tidur.
Aku baru sadar akan semua kejadian kemarin ini semua terjadi karena aku menjadi sensitif saat sakit. Arogan dan egoisku semua muncul. Lupa bahwa kenyamanan bukan hanya milikku, Bapak juga berhak nyaman. Kalaupun aku sakit minimal pikiranku masih bisa diajak kerja sama, tidak demikian dengan Bapak.
Berharap bisa lebih bijaksana lagi ke depannya. Toh sebenarnya aku yakin Bapak juga tidak mau dengan posisinya sekarang.
Berharap bahwa ini adalah ibadah buat kami.
Ya Allah, terimakasih untuk semua hal ini, mohon maaf jika masih banyak kesalahannya.. Aku masih harus banyak belajar.. Mohon bimbinganmu Ya Rabb..
Komentar
Posting Komentar