Jingga, Si Gendut,dan Shiro…
Setahun lalu aku memilik sebuah motor
matic keluaran Honda, Spicy Typenya. Bentuknya yang membulat dan futuristic
membuatku tertaris untuk membelinya. Jujur, penting gak penting aku beli motor
ini, toh sebenarnya aku sudah menggunakan motor fasilitasdari kantor., tapi
karena bentuknya yang lucu tetap saja aku membelinya dan kuberi nama Si Gendut
Bicara masalah kenyamanan, Si Gendut
nyaman banget bagiku. Bagasinya gedhe, bodynya kesannya kokoh, dah gitu matic.
Walhasil hanya mengandalkan tangan doank, tinggal tarik, beres dah….. Yang jadi
sedikit masalah adalah tentu saja bahan bakarnya yang lebih boros dari motor
kantor.
Aku kembali tertarik membeli motor,
kali ini motor sport Type CB 150 R lagi-lagi milik pabrikan HONDA. Bentuknya
yang sexy itu lho bikin aku suka, ditambah ada yang berwarna putih menambah
keinginanku memilikinya. Resmilah 3 Bulan lalu, aku memiliki motor tersebut dan
kuberi nama Shiro (yang artinya putih dari bahasa Jepang).
Dibanding dengan Si Gendut, mengendarai Shiro
member sensasi berkendara yang lebih seru. Belum lagi tiap berhenti selalu
menjadi bahan pertanyaan dari orang orang yang kebetulan bertemu, ataupun
orang-orang yang melirik Shiro. Maklum motor tersebut masih jarang keluar. Atas
budi baik seorang kawan, aku hanya indent cukup 5 hari saja, dan Shiro sudah
keluar waktu itu.
Untuk ukuran kenyamanan, Shiro cukup
nyaman juga, kecuali pas musim hujan, maklum motor jenis ini paling susah
diakalin meskipun dengan berbagai macam jenis jas hujan.
Namun dari ke 3 motor tersebut,
ternyata hanya Jingga (Honda Supra Fit) yang nota bene motor dari kantor yang
sangat sangat membuatku nyaman lahir bathin. Kenapa coba?
Saat diminta ibu-ku untuk mengantar
beliau control ke Rumah Sakit ya motor tersebut yang menemani, alasan ibu kalo
kedua motor yang lain terlalu besar dan tinggi, maklum ibuku pendek, sehingga
beliau kesukaran jika naik Si Gendut, apalagi Shiro.
Alasan lainnya adalah, jika aku naik
Si Gendut sering kali arogansiku sebagai pengendara muncul, perasaan ingin kebut-kebutan
dan semau gue acap kali timbul. Apalagi jika naik Shiro, karena saking banggaku
akan motor tersebut, kesombongan sering muncul, memandang remeh kendaraan lain,
merasa gaya, dan lupa jika diatas langit masih ada langit, hal itu semua tidak
berlaku dengan Jingga, tiap kali naik Jingga bawaanku santai, tidak pernah
was-was diparkir dimanapun, gak pernah panas ati biar di salip dari kendaraan jenis
apapun. Jadi terkadang apa yang kupakai mempengaruhi nilai kemanusiaanku
hahahahahaha….
So?? Manding jalan kaki aja kali ya
hehehehe…..
Komentar
Posting Komentar