Basa Jawa Ndeso?

Suatu ketika seorang teman bercerita tentang betapa anaknya yang duduk di Sekolah Dasar stress dan tidak bisa mengikuti pelajaran Bahasa Daerah (bhs Jawa). Cukup dimaklumi karena istrinya orang Sunda, yang kurang paham dengan bahasa Jawa. Bahkan si anak dirumahpun terbiasa dengan bahasa yang paling mudah dipahami, yaitu Bahasa Indonesia.

Aku terbiasa menggunakan bahasa ngoko alus dirumah. Ibu suwargi paling sering berbicara dengan kalimat- kalimat ngoko alusnya. Beliau itu unik, aku tidak boleh berbicara dengannya atupun bapak dengan kromo inggil. Tapi justru ngoko alus. Alasanya kalau terlalu boso ( istilah bahasa jawa untuk berbahasa halus) kesannya seperti berbicara dengan orang lain.
Jadi tidak heran misalnya Ibu memanggilku, dan kujawab dalem... Lanjutanya ya boso ngoko, tapi alus.
Misal " Ibu tukung pundhutke lading nang pawon" jadi ya halus, ya ngoko...
Sing dudu wong Jowo mesti ra donk, sing Jowo wae akeh sing wis lali hahahaha...

Jaman kecilku bicara dengan bakul-bakul pasar itu kental atmosfir Jawanya, transaksi jadi lebih kelihatan santun dan kental jawanya. Tapi itu dulu, bagaimana dengan sekarang?

Pernah suatu ketika aku makan di warung sederhana, sangat biasa, dan penjaga warungnya yakin seyakin yakinnya umat pasti wong Jowo tulen.
Setelah selesai makan, dan hendak membayar makananya, spontan aku bertanya
"Pinten mbak? Ngagem sayur, tigan, kalian es teh...."
Jawabnya "Semuanya delapan ribu mas!"
Sambil mengulurkan uang "monggo mbak artane..."
Jawabnya "kembalianya mas, dua ribu..."
Cukup tersenyum. 
Sesulit apakah berbahasa Jawa saat ini?

Terkadang ketika anak kecil dipanggil namanya kemudian menjawab "dalem" bagiku lebih enak didengarkan daripada "apa", walaupun artinya sama.

Pada kesempatan lalu saat bertemu Budhe Beruk, aku sedikit menyentil hal ini. Masalah berbahasa Jawa, pendapat Budhe "Lha piye le, jaman saiki okeh sing ngomong Jowo ki isin?"
"Kok saget budhe??"
"Soale yen ngomong nganggo boso Jowo kuwi wedi yen disebut ndeso.."
Oalahhh...
Agak masuk akal juga pendapat Budhe..

Jujur dari lubuk hati paling dalam, bagiku Bahasa Jawa itu dengan segala macam struktur kalimatnya yang rumit, justru bisa membantu dalam budi pekerti.
Kita bisa tau jaman dulu kapan harus menggunakan kata kulo, dalem, panjenengan, sampeyan, dan sebagainya.

Kalo suwargi ibu dulu langsung menghakimi, oooo cah murang tata, ra duwe subo sito, kurang unggah ungguh dan sebagainya, hanya dari cara menggunakan bahasa Jawanya. Hehehehe.

Ditambah saat bertutur menggunakan bahasa Jawa, sering kali mau tidak mau seperti ada sopan santun yang juga harus dilakukan ketika mengucapkan kata tersebut.

Ahhh semoga kelak diberikan momongan, dan bisa mewujudkan impianku, mendidik anak menggunakan bahas Jawa yang baik, menanamkan budaya Jawa nan adilihung, serta penuh tata krama. Konon hal ini yang semakin langka di Negara ini.
Jangan takut dibilang ndeso hanya karena berbahasa Jawa..

Malam semua..
Mugi rahayu...
Amien Ya Rabb..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..