Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kerja Sampingan..

Jika ada pertanyaan sudah berapa kali anda berganti profesi? Mungkin ada beberapa orang yang akan bisa menjawabnya. Pertanyaanya adalah apakah profesi atau suatu pekerjaan tersebut sudah menjadi tujuan dari sesuatu yang dicita-citakan? Jiahhhh bahasane koyo wong waras wae yo... Gini... Dalam suatu keadaan tertentu terkadang ada beberapa orang yang akhirnya melakukan suatu profesi pekerjaan. Apapun itu pokoke bekerja menghasilkan satu hal yang disebut uang. Berbahagialah yang terlahir sudah berkecukupan dari segi finansial dan materi. Pokoke rasah obah duit turah-turah hohoho... Bagaimana denganku?? Hahaiii uripku koyo sinetron. Tapi bagiku mejikuhibinu, bahkan mungkin warna pelagi saja kalah berwarna. Dalam kondisi dan keadaan yang pas-pasan dulu akhirnya memaksaku untuk berpikir dan ya mau gak mau harus bekerja. Jujur seperti yang pernah kutulis dulu awalnya pasti ada rasa malu dan gak pede saat melakoni kali pertama. Tapi setelah dapat hasilnya nahh baru beda. Sama saa

Apa Adanya dan Diare..

Judul diatas sepertinya sudah basi sekali untuk dibaca, bahkan diterjemahkan dengan bahasa sesederhana apapun, sampai serumit apapun. Intinya ya apa adanya... Pernah tidak mendengar mencintai apa adanya.. Yaitu mencintai tanpa harus mikir keburukan yang ada, tapi ditutupi dengan kelebihan yang ada. Bisa memang? Bohong bangetttt... Mungkin bisa dalam waktu sementara, tapi seperti halnya hidup yang selalu berubah, biasanya nanti juga akan berubah sesuai jaman-nya.. Bagi pasangan yang dimabuk cinta kalimat mencintai apa adanya itu kayaknya masih pas. Coba nanti saat sudah berumah tangga, mulai terlihat semua hal yang berbeda, perlahan pasti akan timbul tuntutan. Gak percaya? Coba deh... Akan lebih seru lagi dengan hadirnya manusia-manusia di sekeliling kita entah yang bernama teman, sahabat, kawan, bahkan saudara. Sedikit banyak mereka juga memberi andil dan membisikkan kata-kata yang pada akhirnya akan merubah tuntutan manusia. Bahkan terkadang orang-orang dekat itu yang p

Melihat Tanpa Menghakimi

Biasanya orang akan lebih mudah untuk melihat persoalan orang lain dari sisi kacamatanya sendiri, sampai lupa bahwa kacamata itu hanya dimensi kecil dengan sudut pandang terbatas, masih juga harus berbagi dengan frame . Sama halnya denganku, akan mudah "menuduh" dan sok tau bahkan "menghakimi" akan tindakan orang lain, kadang sampai dititik "nyukurke" hahaha.. Ternyata itu sangat salah. Salah satu contoh misalnya jika ada orang lain yang bisa memiliki suatu barang, yang terlintas adalah "wajar saya dia kaya, dan sebagainya....", padahala ternyata tidak semudah itu ternyata dari apa yang harus dia lakukan untuk mewujudkannya. Mungkin bahkan harus menguras keringat dan darah.  Sadis ya hehehe.. Ada lagi saat melihat dan menyaksikan kehidupan salah seorang teman misalnya, akan sangat mudah menebak si a bahagia, si b garing, dan sebagainya. Yakin benar begitu? Oh belum tentu, bisa yang aslinya kelihatan bahagia dia tidak bahagia, hanya

Teman Mencaci dengan Cinta

Sejak dilahirkan berapa jumlah teman yang telah kita miliki? Masih ingatkah dengan mereka? Pasti hanya satu dua yang teringat.. Semakin waktu bertambahnya usia, pasti akan bertemu dengan orang-orang baru yang kemudian menjadi teman, bahkan tak jarang hanya kenal saja merasa sudah menjadi teman. Bagiku itu lebih baik, daripada menjadi musuh. Walaupun pada perjalanan hidup  terkadang ada satu dua teman yang akhirnya menusuk dari belakang layaknya seorang musuh. Tapi apapun itu itulah teman. Terkadang dirindukan, dalam berbagai alasan tertentu... Bukankah lebih seru?? Usia semakin bertambah, akhirnya menyisakan sedikit pertemanan yang ada. Bahkan bagiku sudah agak malas untuk menambah pertemanan baru. Cukup mengenalnya saja, tanpa harus kenal lebih dekat. Karena bagiku banyak teman akan banyak rejeki, dan juga masalah di dalamnya hahahaha.. Mungkin untuk saat ini drama yang dihadirkan dalam pertemanan sudah sangat kuhindari. Ini disebabkan karena aku lebih fokus kepada keluarga