Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Jam Malam..

Mungkin salah satu hal yang kurang bisa dinikmati pasca berumah tangga adalah waktu untuk sekedar ngopi-ngopi dengan teman atau melakukan kegiatan dengan merdeka tanpa terbatas waktu. Tidak semua pasangan menerapkan hal tersebut, akan tetapi ada beberapa pada kecuali. Aku yang aslinya pribadi seorang seniman, akhir-akhir ini lumayan cukup terganggu dengan penerapan jam malam ini. Jangankan untuk bisa kongkow dengan kawan, terkadang rasa khawatir membuat pasangan kita akan marah sudah membuat mood rusak. Jika sudah begini rasanya rasa bosan mulai menjadi jadi. Aktifitasku yang hanya diruangan dengan sedikit orang membuatku sangat tidak dinamis. Aku yang aslinya lebih suka bertemu dengan orang menjadi kian bosan, Memang rasanya egois jika meninggalkan istri dirumah sendirian (apalagi dia penakut, entah takut akan apa), tapi rasanya itupun jarang keluar rumah tanpa dia... Terkadang iri dengan teman-teman yang bisa sampai berjam-jam sekedar nongkrong di angkringan, ataupun teman-te

Ini tentang selera...

Beberapa hari ini aku merasa terusik dengan salah satu kalimat sahabatku yang mengatakan bahwa aku memikiki kelas yang lebih tinggi darinya. Cukup tercengang dan terkejut, bahkan tidak percaya saat kata sombongpun dia katakan ke aku. Wow.... Aslinya ingin melupakan semua perkataanya, tapi rasanya masih membekas diingatanku. Bagiku sudut pandang menilai dan melihat suatu hal yang membedakan adalah masalah selera. Dan menurutku selera tidak ada hubunganya dengan kelas. Walaupun mungkin bisa, tapi tetap saja aku lebih percaya bahwa selera ya sekedar selera gak ada hubunganya dengan kelas. Contoh apabila seseorang yang menyukai minuman yang pahit, atau manis, atau sedang. Bukankah itu selera? Misalkan kita mendengarkan atau suka akan musik, bukankah itu juga selera? Mungkin akan sama disaat dulu pilihan acara yang ada di Indonesia itu seragam. Sehingga pilihan tontonan orang hampir semua seragam. Ya karena yang diliat hanya TVRI, namun coba jika pada tahun 80-an sudah sedemikian

Aku dan kesehatanku..

Aku memiliki kaki yang ukuran sepatunya mayan kecil hehehe hanya 39, bahkan tak jarang 38 muat. Kecil untuk ukuran badanku yang lumayan tinggi dan lebar (gendut) hiahahaha.. Entah benar ataupun tidak dari sebuah jurnal kesehatan yang pernah kubaca. Katanya orang yang berkaki kecil rawan sakit. Begitulah konon katanya... Sejak kecil aku memang tidak bisa dikategorikan anak yang selalu sehat. Kilas balik sejarahku memang aku mudah sakit. Pernah flak beberapa waktu saat masih kisaran kelas 1 sekolah dasar. Aku juga sering sekali sariawan, dan juga gusi bengkak. Menginjak dewasa biasanya masuk anginlah yang sering singgah, hingga paling parah terkena liver. Masalah yang satu ini membuatku menjadi buncit (efek obat dan teman-temannya), well harus selalu bahagia aja. Toh hidup itu bukan tentang keluh kesah, walaupun saat sesak nafas pengen ngeluh xixixixi... 3 Minggu akhir ini ada masalah dengan kupingku, entah kenapa kuping ini berasa mbengung, tak kadang risi di dalam telinga, sehin

Mamma Mia..

Sore ini seperti bernostalgia hanya mendengarkan (sebenarnya melihat) tontonan film di salah satu tv berbayar dirumah. Judulnya Mamma Mia.. Orang-orang seusiaku mungkin ada yang tidak asing denhan kata tersebut, yup judul lagu dari group musik ABBA. Hebatnya apa dengan lagu itu? Bagiku semacam mengaduk-aduk kenangan masa silam.. Kami ber-empat (aku, mas Bowo, Mbak Ris dan Mbak Erna) ikut dan diasuh oleh pamanku. Lumayan ajaib juga jika dinalar nalar kok ya kami bisa hidup dengan semua keterbatasan itu hehehe. Masyallah... Pada masa kecilku, jika kita berkunjung ke rumah kawan ataupun sanak saudara, bahkan tetangga akan menjumpai pemandangan yang nyaris seragam. Yaitu ruang tamu dimana ada lemari kayu (aku menyebutnya bifet) dengan beberapa aneka barang pecah belah sebagi penghiasnya, disampingnya ada speaker (dulu sih aku bilang salon), tak ketinggalan tape deck. Rasanya rumah belum hits jika belum ada kotak ajaib tersebut. Ditambah rak kaset dengan koleksi kaset-kaset berderet.

Aku dan 39 Tahunku...

13 Agustus adalah hariku dimana aku dilahirkan, dan 39 adalah hari ini ke 39 tahun dimana aku telah menikmati peranku sebagai manusia, mahluk yang konon katanya paling sempurna. Benarkah? Tadi malam adalah saatnya berpesta, mensyukuri atas semua kenikmatan yang Allah SWT berikan, semacam syukuran sederhana bersama beberapa orang terkasih yang memberikan warna dalam hidupku. Aslinya itu hanya sebagian, mungkin jika aku undang semua akan semakin berwarna warni. Tapi sepertinya bisa puasa juga jadinya hahahaha... Tadi pagi kebalikan dari perayaan suka cita, yaitu melayat atas berpulangnya Ayah dari sahabat. Mirip dengan acaraku semalam, tapi yang satu ini tanpa undangan. Tanpa suka cita, tapi adalah penuh keprihatinan dan duka. Sendu dan sayu. Seperti tulisanku sebelumnya, ini adalah hari terakhir mungkin dia dikenang. Semua yang takziah bertanya tentang sosok yang meinggal dan juga mendoakan. Yakinlah setelah sakit hati, dan rasa kehilangan sirna, semua akan menjadi bagian sejarah.

Undangan 4 Jaman..

Mungkin ini adalah empat jaman yang telah atau mulai aku jalani. Sepertinya masing-masing jaman itu memberikan makna dalam tiap ceritanya. Jaman kanak-kanak, benar kata orang jaman tersebut yang paling berat adalah permasalahan hanya dengan pr dan juga mata pelajaran matematika. Benar?? Bagi yang jago pelajaran sih gak kesusahan dengan hal tersebut, bagiku yang dong dong ya tetep mata pelajaran yang satu ini bikin stress hehehe. Bagaimana hal undangan? Di jaman ini undangan paling sering adalah ajakan menghadiri Ulang tahun teman hehehe. Nahhh undangan ini yang ada namaku di dalam kertas undanganya. Kayaknya sesuatu banget ya... Jaman dewasa dan remaja... Masih saja urusan pelajaran bisa sangat memusingkan, namun rasanya lagi-lagi undangan makan-makan dari kawan saat punya hajatan bisa menjadi penghibur. Nah dimasa itu undangan ulang tahun sudah jarang tertulis, namun akan mulai ada satu undangan hadir yaitu undangan pernikahan dari teman-teman yang menikah muda dan syukuran w

Cinta dan Doa...

Akhir-akhir ini aku mengikuti tulisan salah seorang teman di jejaring sosial, tentang perasaanya, tentang bagaimana rasa dia kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi. Ini bukan cerita drama, tapi bagiku ini adalah sebuah gambaran nyata tentang arti sebuah hidup dan kehidupan... Dan... Kematian.... Terbayang akan satu hal bahwa ternyata umur itu benar-benar sangat misterius bagi semua mahluk, kita gak akan pernah bisa berkoar bahwa kita akan lebih lama berada di atas bumi ini. Setiap yang berjiwa akan bersiap berada di perut bumi. Yakin? Pasti.... Kembali kepada tulisan kawanku diawal tadi kuceritakan, entah kenapa aku beranggapan apa yang dia tulis adalah sedikit percuma. Kenapa? Karena kupikir akan lebih berarti jika yang dilakukanya adalah berdoa dan mendoakan. Karena setauku doa yang tulus akan meringankan dosa dari orang yang didoakan. Ingat meringankan lho ya, bukan menghapus hehehe. Jadi seumpama dosa itu sekwintal, ya berapapun akan dikurangkan sedikit se sedikit se

Cinta dan Doa...

Akhir-akhir ini aku mengikuti tulisan salah seorang teman di jejaring sosial, tentang perasaanya, tentang bagaimana rasa dia kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi. Ini bukan cerita drama, tapi bagiku ini adalah sebuah gambaran nyata tentang arti sebuah hidup dan kehidupan... Dan... Kematian.... Terbayang akan satu hal bahwa ternyata umur itu benar-benar sangat misterius bagi semua mahluk, kita gak akan pernah bisa berkoar bahwa kita akan lebih lama berada di atas bumi ini. Setiap yang berjiwa akan bersiap berada di perut bumi. Yakin? Pasti.... Kembali kepada tulisan kawanku diawal tadi kuceritakan, entah kenapa aku beranggapan apa yang dia tulis adalah sedikit percuma. Kenapa? Karena kupikir akan lebih berarti jika yang dilakukanya adalah berdoa dan mendoakan. Karena setauku doa yang tulus akan meringankan dosa dari orang yang didoakan. Ingat meringankan lho ya, bukan menghapus hehehe. Jadi seumpama dosa itu sekwintal, ya berapapun akan dikurangkan sedikit se sedikit se

Jum'at Barokah.... (Rasa Setaun Lalu ternyata setaun sesudahnya sama di Bulan Juli)

Seminggu ini adalah ujian (lagi) dalam perjalanan hidupku, mungkin memang harus demikian saat aku yang selalu bangga akan kehidupan berwarnaku. Walaupun sebenarnya siapapun memiliki cerita hidup yang aku yakin tak kalah berwarna warni. Berbahagialah yang lahir di dunia dan sampai menutup mata tidak memiliki cela. Mungkin dia termasuk orang yang berasal dari keturunan malaikat, sehingga bisa benar-benar bersih.. Bagaimana dengan aku?? Jauhhhh dari kata bersih, seperti yang aku bilang tadi aku sangat berwarna. Hitam, bagiku tidak selalu identik dengan kejahatan, bagiku warna hitam adalah sebagai penegas, bahkan mungkin garis, atau bayangan. Dan warna hitam inipun ada dalam hidupku, bahkan mungkin cukup banyak ... Namun terkadang saat hitam tersebut diketahui, dunia serasa runtuh.... Seminggu sudah aku berjalan dengan membawa perasaan antara hidup ataupun tidur, aku tidak bisa menyebut itu mati. Karena aku belum pernah mengalaimnya. Namun yang jelas aku berasa setiap la

Jum'at Barokah....

Seminggu ini adalah ujian (lagi) dalam perjalanan hidupku, mungkin memang harus demikian saat aku yang selalu bangga akan kehidupan berwarnaku. Walaupun sebenarnya siapapun memiliki cerita hidup yang aku yakin tak kalah berwarna warni. Berbahagialah yang lahir di dunia dan sampai menutup mata tidak memiliki cela. Mungkin dia termasuk orang yang berasal dari keturunan malaikat, sehingga bisa benar-benar bersih.. Bagaimana dengan aku?? Jauhhhh dari kata bersih, seperti yang aku bilang tadi aku sangat berwarna. Hitam, bagiku tidak selalu identik dengan kejahatan, bagiku warna hitam adalah sebagai penegas, bahkan mungkin garis, atau bayangan. Dan warna hitam inipun ada dalam hidupku, bahkan mungkin cukup banyak ... Namun terkadang saat hitam tersebut diketahui, dunia serasa runtuh.... Seminggu sudah aku berjalan dengan membawa perasaan antara hidup ataupun tidur, aku tidak bisa menyebut itu mati. Karena aku belum pernah mengalaimnya. Namun yang jelas aku berasa setiap la

Adalah Suatu Pilihan...

Seperti yang pernah kutulis sebelumnya, saat dulu kupikir sepeninggal kedua orang tuaku adalah saat yang mungkin aku akan merasa merdeka tanpa tanggung jawab. Ternyata salah. Dan pilihanku adalah menikah. Aku gak bisa hidup hanya mementingkan diriku.. Masih menikmati masa pacaran sampai hari ini, dimana kami mengenal satu sama lain. Alhamdulillah kami masih menggila, kalaupun ada sedikit ketidak cocokan kami diskusikan, kami percaya bahwa bahasa cinta bisa meredamkan ego masing-masing. Itu tuh kayak lagune Titi DJ. Hanya cinta yang bisa.. Rasanya tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kupikul saat ini. Namun ajaibnya justru itulah semangat dalam hidupku. Mungkin jika aku belum menikah, hampa. Bukan bermaksud untuk sombong, namun ternyata waktu yang mengkondisikanku untuk selalu bertanggung jawab akan beberapa orang waktu lalu memang itulah yang membuatku lebih hidup, berwarna, dan berarti. Dan itu terbukti saat kedua ortu meninggal, kosonggg... Sepiiii... Dan asing.. Rasanya in

Bulan Madu Yang Tertunda.. (Bagian 4 - Tamat)

Gambar
Morning Kuta.... Jam 4.00 WITA aku sudah bisa terbangun, setelah nyawa dirasa sudah nyambung aku menghubungi resepsionis untuk meminta 2 gelas air panas. Di Hotel ini tidak disediakan ketel eletrik, sooo musti ke resepsionis jika membutuhkanya (ribet khan..) apalagi pecinta minuman panas (baca : kasepuhan hiahahha), makanya yang mau menggunakan jasa Traveloka musti cermat membaca review dari Hotel yang ditawarkan. Gak lama kemudian datanglah 2 cangkir gelas panas pesanan kami. Jam segitu kalau dirumah boro-boro aku bangun, yang ada benerin selimut. Berhubung penerbangan pagi ya mau gimana lagi. Sementara nyonyah besar masih tidur dan terlihat damai ceileh bahasane.... Sekitar jam 5.30 WITA (jam dinding)  kami sudah siap untuk meninggalkan Hotel, menuju Bandara. Dibantu resepsionis kami dijemput taksi. Sebenarnya dari Hotel ke Bandara jaraknya tidaklah jauh, apalagi jika masih pagi gini, mengingat pengalaman macet kemarin rasanya gak ada salahnya jika lebih pagi. Sekaligus m

Bulan Madu Yang Tertunda... (Bagian 3)

Gambar
Pagi Kuta... Salah satu hal yang aku idamkan setelah semalam masuk di penginapan ini (Rabasta Angkul-Angkul) adalah menikmati berenang di kolam yang tidak begitu luas di depan kamar. Berandai-andai boleh donk menghayal punya kolam renang pribadi... Pasti segerrrr... Bisa nyuci dan isah2 disana hahahahaha... Jika di Jogja, Hotel yang kami tempati tersebut malah mirip kost ekslusif. Hanya ditambah kolam renang. Yahh mayanlah, walaupun kurang cocok jika menggunakan tema "honeymoon".  Wis ramasalah sing penting iso renang... Byurrrrr masuklah lumba-lumba buncit.. Acara berenang bak putri duyung kelar, artinya lapar berat... Kami memang tidak memesan kamar beserta sarapanya, walhasil ya harus nyari sarapan sendiri. Untung depan Hotel ada penjual sarapan, jadilah nasi Jinggo sebagai menu sarapan kami. Ini nasi lumayan komplit lho, dan harganya murah. Aseli enak... Sarapan usai, selanjutnya mengandalkan GPS dan motor rental kami menyusuri Kuta. Iyaiii dadi turis euyyy... Tempat t

Bahasa Ajaib Ibuku...

Ibuku almarhum adalah sosok yang njawani banget. Beliau adalah type perempuan yang tidak suka mendengar kata-kata kasar. Ibu menyebut Bahasa Inggris jika aku sedang ngumpat, mungkin Ibu lupa jika Bahasa Inggrispun ada yang halus, atau mungkin efek dulu pernah mengalami masa penjajah? Entahlah.. Seperti kebanyakan ibu-ibu Jawa beliau juga suka susah menyebutkan nama-nama yang dilidahnya tidak familiar. Jika kita menyebut shampo untuk keramas, ibuku akan menyebut obat kramas. Whattt!?? Obat mam!?? Ditelan donk hehehe.. Sama halnya ketika menyebut minyak kelapa pasti lenga klenthik. Minyak wangi odorono, mbuhhh seko ngendi kuwi bahasane. Jika ada nama Artis sering kalipun beliau suka salah ucap, namun diteruskan, sebuat saja Dian Nitami menjadi Dian Minarti. Entah darimana nama tersebut ibu dapatkan. Lilis Suryani menjadi Lilis Suryanti.  Paramitha Rusadi menjadi Paramitha Rusandi.  Bahkan aku dulu punya guru ngaji namanya Fadlun Husaini, menjadi Bajrun, Husaininya ilang. Cukup mas Bajrun

Bulan Madu Yang Tertunda...(bagian 2)

Gambar
Penerbangan aslinya hanya satu jam, namun berhubung perbedaan waktu akhirnya berasa 2 jam. Well its okay lah.. Yang penting slaman slumun slamet... Sampai di Bandara Ngurah Rai kami dijemput oleh Bulik Titik (adiknya bapak mertua). Keluarga dari mertuaku ada beberapa yang merantau dan tinggal di pulau dewata, mayan juga khan urusan akomodasi agak murah lah. Harga saudara hehehehe.. Seperti rencana awal, se sampainya di Bali kami akan langsung tour ke beberapa tempat yang telah kami rencanakan. Tujuan pertama adalah.... KFC hahahaha kami kelaparan pemirsah.. Kenapa KFC? Cari yang halal ajah, cari amanya ya makan ayam. Semoga saat nyembelih nih ayam sesuai syariat. Aamiin.... Kelar makan langsung menuju Bali Bird Park, Di daerah Batubulan Gianyar... Sedikit tip n trick sebelum kami mengunjungi obyek tersebut, aku sengaja hunting tiket online. Asline per orang 150 K. Berhubung online 120 K untuk berdua. Ngirit khan.... Asliii burung-burungnya cantik cantik dan jago pose. Kayaknya

Aquascape Ala Pak Timbul

Gambar
Dan akhirnya terbeli sudah akuarium ukuran 80 x 45 x 45 cm di salah satu pembuat akuarium di Jogja. Hari-hari selanjutnya adalah sibuk untuk membeli keperluan ini dan itu.  Tema-nya ingin membuat Aquascape, tapi terkadang dorongan pribadi yang heboh akhirnya tetep saja mirip akuarium biasa, hanya saja menggunakan tanaman hidup sebagai medianya. Belum ada seminggu akuarium tersebut kuisi, sehingga belum perlu terburu-buru mengisi dengan ikan bahkan Hiu ataupun Lumba-lumba.  Well , hoby dimasa kecil kembali lagi aku geluti, semoga tidak lekas bosan hahahahaha.... Akuarium tersebut kuletakan pada ruang teras rumah. Salah satu ruangan yang minim dekorasi. Sudut dibawah jendela rupanya menarik hati untuk mempercantiknya. Sebagai meja dasar aku menggunakan meja semen yang dulu digunakan almarhum Babe saat memelihara akuarium. Meja tersebut kubelikan saat alm.Mami sering marah-marah karena neja jatinya yang digunakan babe akhirnya berjamur terkena air. Solusiku ya belikan meja ya

Semacam cobaan...

Sepertinya malam ini genap Seminggu agak menderita buatku. Aku susah tidur.. Padahal aku biasanya mahluk Tuhan yang ngantukan... Saat badan mulai merasa kurang nyaman aku sempatkan bekam di salah satu tempat bekam yang sering kukunjungi. Sudah cukup lama aku berlangganan di tempat Bekam tersebut. Dulu tempat itu buka di JL. Bantul, namun sekarang di daerah Jl.Lowanu.. Aslinya sama saja, pindah tempat tetap jauh dari rumahku hehehe. Well gak masalah yang penting sehat.. Salah satu alasanku bekam ditempat tersebut karena yang bekam adalah seorang Ustadz. Sering disela-sela acara bekam itu kami bertukar cerita, bahkan terkadang aku curhat ke beliau, tentang rumah tangga, tentang pekerjaan, tentang sepinya pasaranku sekarang, dan bagaimana trik dasaran yang baik dan benar halahhh *plakkk!! Nglantur... Intinya banyak hal aku ceritakan ke beliau, karena walaupun beliau Ustadz tapi selayaknya kawan jika memberikan masukan, bahkan saat memberikan nasehat gak terasa jika itu suatu nasehat. Cuku

Bulan madu yang tertunda... (Bagian I)

Gambar
Setelah acara pernikahan dengan segala macam keribetannya, kami berdua mulai larut dengan urusan pekerjaan. Istri yang kala itu masih bekerja sering kali membuat status kami yang sudah menikah tidak begitu berbeda dengan status bujangan sebelumnya. Ritme kerjanya yang tidak menentu dengan jadwal model shift membuatku sering kali merasa tidak cocok. Sehingga seringkali waktu libur kami yang tidak sama membuat berasa aneh... Setelah menikah kami tidak ada acara bulan madu, sebenarnya dalam pikiranku sendiri tidak begitu suka akan istilah tersebut. Jika ada bulan madu yang terkesan indah, kenapa jika di madu jadi marah?? Hahahahahahaha... Pasca istri memutuskan untuk berhenti bekerja, sepertinya saat yang tepat untuk mencari waktu sekedar jalan-jalan berdua. Ditambah rutinitasku dengan angka-angka sepertinya membuat sedikit kram otak, butuh piknik jenderalll!!!! Dan akhirnya janji untuk bisa sekedar jalan-jalan dengan Istri tercinta bisa kulakukan di bulan ini. April ada

Rangsum....

Jika sudah berada dikantor, asli aku paling males keluar, bahkan sekedar jajan untuk mencari makan siang. Rasanya jika sudah berkutat dengan pekerjaan, sayang sekali jika membuat kesalahan dalam hitungan hanya sekedar mencari makan. Aneh ya? Tapi terkadang posisi gemetar dan keringat dingin keluar-lah yang sering memaksaku untuk keluar kantor dan jajan. Jika sudah dalam posisi demikian sakit kepala adalah oleh-oleh yang kubawa pulang.. Setelah nyonya kusuruh bekerja dirumah saja (alias Ibu rumah tangga), kesibukan yang kerap dilakoninya adalah membawakan nasi bekal untukku. Mungkin dia sudah lelah jika aku sambat sakit kepala dikarenakan telat makan hahahaha... Jika ada bahan yang siap olah, malam jelang tidur biasanya dia rajang-rajang bahan mentah ( opo wae dirajang, smokey suwe-suwe yo iso dirajang palingan ). Kemudian pagi sebelum aku ngantor, dia masak hasil olahanya untuk kemudian dibawakan bekal bagiku. Asli aku paling suka jika dibawakan bekal. Yang penting ada sa

Semalam di Solo Baru..

Gambar
Ceritanya nyonya dapat undangan menghadiri pernikahan salah seorang kawanya di wilayah Solo Baru. Tiba-tiba kepikiran jarak yang harus ditempuh, namun juga kepikiran ingin bermalam di Solo, yah sekaligus jalan-jalan lah. Toh memanjakan diri dan istri sesekali gak masalah khan. Ditambah rutinitasku akhir-akhir ini yang membuat stress berat, liburan gak salah dicoba. Sejak Seminggu sebelumnya rencana nginep dimana belum terpikirkan, maklumlah kami tidak memiliki sanak kerabat disana. Pilihan jatuh kepada Traveloka untuk mencari penginapan terdekat dari acara kawinan berlangsung.  Disamping fasilitas penginapan, jarak dengan lokasi yang mau kami kunjungi, yang tak kalah penting adalah harga. Hari Sabtu, 19 Maret 2016 kami berangkat dari Jogja sekitar jam 16-an. Perjalanan yang semula mendung akhirnya harus kami tempuh dengan rintik hujan. Hal tersebut dimulai dari kota Klaten sampai dengan mulai masuk di kota Solo. Pergantian dari sore ke malam (terang ke gelap) sunggu