Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Yakin Mulutmu Harimaumu??

Pernah mendegar pepatah "mulutmu adalah harimaumu" ? Secara arti umum aku memahaminya, tapi terkadang otak koplakku suka bertanya, apakah arti sesungguhnya kata tersebut? Mungkin seseorang yang berbicara lantang pada suatu pagi tanpa gosok gigi, sehingga mengeluarkan aroma mulut yang tak sedap layaknya harimau makan bangkai tikus. *sajak selo uripe, mikir macan ra sikatan, hadahhhhh.... Sejak kecil aku gemar membaca buku, novel, majalah (tapi bukan buku pelajaran, harap digaris bawahi, jika perlu tebalkan dengan stabilo ijo pupus). Bagiku buku itu membuka imajinasiku melayang kemanapun aku ingin tuju. Oleh sebab itu, sering kali kurang sreg saat buku atau novel karya penulis hebat, menjadi bestseller dan kemudian dipindahkan menjadi Film. Alasanku karena lebih pada saat melihat film, merasa digiring kepada gambar bergerak dengan tampilan yang sudah ada, sehingga imajinasiku akan tempat terkadang tidak se "wow" dengan hasil sebuah gambar di film. Derita itu dita

Bukan Cerita Cabul 2..

Tiba-tiba ingin menulis pengalamanku yang telah begitu lama, namun masih cukup membekas ini. Seringnya orang mengeluh akan beratnya suatu beban yang harus dijalani dalam hidup ini, dan mudah sekali hilang keluhan tersebut saat melihat penderitaan seseorang yang dinilai lebih berat. Tapi mungkinkan yang kita anggap berat bagi orang lain, dia juga merasa berat? Bagaimana jika dia justru bisa menikmatinya, bahkan bisa mensyukurinya? Dulu aku memiliki kebiasaan buruk saat terjaga tengah malam. Seringnya terlelap dalam tidur tanpa mimpi dan juga gangguan, begitu terjaga langsung susah tidur. Jika sudah begini satu-satunya cara adalah keluar rumah, mencari udara segar. Biasanya kantuk kembali datang disaat badan sudah merasa nyaman hanya dengan tertiup angin. Aneh ya? Serahhlahhhh... Pernah suatu ketika jam 2 pagi terbangun hanya karena suara kucing berantem diatas kamarku, yang kebetulan kamarku pas talang air. Bahan talang yang terbuat dari seng membuat suara luar biasa berisik dengan

Warna warni.. (masih seputar Bapak).

Beberapa orang bertanya tentang bagaimana merubah pola pikirku dalam mensikapi Bapak yang sudah sepuh, ada juga yang kurang setuju dengan caraku memperlakukan beliau. Apapun itu aku apresiasi dengan baik semua komentar yang masuk pada blogku ini. Terima kasih sudah mau membacanya. Aku memang tidak paham akan ilmu psikologi, atau hal sejenisnya. Yang kulakukan kepada Orang Tuaku saat ini (terutama Bapak, karena Ibu sudah meninggal), hanyalah mengamati perilaku keseharian beliau. Jika ditanya letak merubah pola pikir kita yang lebih muda dimananya? Sekali lagi itu hanyalah tindakan yang kulakukan sehari-hari akhir-akhir ini. Aslinya, aku orang yang jijikan. Bahkan awal pertama merawat mereka selalu berasa mau pingsan saat harus membersihkan kotoran dan sebagainya. Jika pola pikirku masih sama, mungkin sampai detik ini semua itu menjadi penderitaan. Namun kembali lagi pola pikirku yang kurubah, menerima bahwasanya justru dengan masih mengeluarkannya kotoran yang dilakukan Bapak, artinya

Lagu yang sederhana, tetapi dalam banget...

Watch "Renungan-Didi Mirhard" on YouTube

Sales itu..

Pernahkah memperhatikan penampilan dan gaya seorang sales? Baik itu Sales Promotion Girl ataupun Sales biasa. Dulu, aku mengira pekerjaan yang satu ini adalah pekerjaan yang gak penting banget, bahkan bagi sebagian orang mungkin masih memandang begitu, bagaimana dengan kamu? *Quis ra penting, sah dijawab! Padahal ternyata sales itu ujung tombak terpenting bagi usaha dagang. Dari berbagai macam sales, yang paling menarik perhatianku adalah SPG rokok, dimana biasanya gaya dandannya enak dilihat, ramah, dan litle bit bitchy, pokoknya suka aja. Tapi bukan berarti aku beli product rokok yang ditawarkan lho. Pernah suatu ketika saat di rumah makan, lagi asyik-asyiknya menikmati hidangan makan malamku ditemani lilin dan musik yang mengalun lembut (halahhhh sok ngopooooo jiallll?) datanglah mbak-mbak SPG Rokok menawarkan dagangannya. Mereka berkelompok dan dikawal seorang Supervisor-nya. Melihat logo Malboro di bajunya, spontak kutolak kehadiran si SPG tersebut, karena rokokku Dunhil, dan s

Batal Hangout..

Gini ini jika terlalu mengandalkan yang namanya tekhnologi. Sering kali piranti yang ngakunya canggih justru membuat GJ (gakkkk jelasssss). Sabtu kemarin (via pesan singkat Blackberry Masangger) ada beberapa kawan (ex.SMP)  ngajakin hangout sekedar ngelepas stress dengan ber-karaoke. Aku sanggupin ajakan itu, toh seluruh dunia juga tau kalo suaraku bagus *huekssss, tapi dengan catatan tidak hujan. Sebenarnya Minggu ini ada juga kawan lain yang ngajak temu kangen, berhubung hujan sedari sore, maka ajakan temu kangen ini batal. Ya gini deh public figure banyak yang ngajak jalan. (Atau karena mereka kasian dengan ke-jombloanku, sehingga aku diajakin jalan ya? Bisa jadi bisa jadi....). Kembali ke acara hangout. Saatnya peran tekhnologi bermain, jam  6 sore sang pemilik gawe (Heru) mulai memastikan kembali untuk berkumpul dengan saling mengirim kabar via BBM, intinya jika waktu memungkinkan kumpul di Counter seorang kawan, yang kebetulan buka di Jogjatronik dimana tempat karaoke berada

Selimut usang Bapak...

Terkadang tanpa menyadarinya, bahwa barang yang tidak terpakai (atau hanya tersimpan), memiliki arti lebih bagi orang lain yang membutuhkan, bahkan keluarga. Setidaknya ini pengalamanku hari ini. Pernah kuceritakan betapa rumah dulu penuh dengan berbagai piranti pecah belah yang alm.Ibu kumpulkan. Aku masih ingat, terkadang barang-barang tersebut didapatkan beliau dengan cara arisan. Hasilnya sekarang aku yang sering mempergunakannya. Alasan beliau kenapa banyak menyimpan barang-barang pecah belah yang menurutku hanya nyusuh belaka adalah : konon jaman dulu, suatu rumah tangga itu seyogyanya memiliki beberapa barang pecah belah, dengan harapan suatu saat nanti jika memiliki hajat, tidak perlu merepotkan dengan meminjam kemana-mana. Hal tersebut tentu saja dikarenakan tidak seperti jaman sekarang yang dengan mudah menemukan jasa pinjam peralatan. Cukup masuk akal.. Hari Minggu ini seperti biasa kumulai dengan memandikan Bapak. Jujur mata ini masih teramat kantuk, disebabkan Bapak y

Statusku...

Beberapa kali ada kawan mengirim pesan dengan berbagai macam hal. Awal kalimat sapa selalu dengan basa-basi indah, dan diakhiri dengan keluhan akan banyak hal. Semua itu bagiku manusiawi. Ada beberapa yang merasa lelah karena kerjaanya, terkadang berpikir, bukankah lebih lelah saat mencari pekerjaan? Bukankah kita bekerja itu demi gaji atau upah hasil dari lelah? Atau memang ada pekerjaan du dunia ini yang dilakukan tanpa harus lelah? Mungkin banyak orang menilaiku hanya dari wall-ku yang penuh dengan fotoku ceria habis, seolah tanpa masalah. Saat ada pujian seperti itu anggap saja suatu do'a, sehingga cukup di-amin-kan. Namun tahukan kamu bahwa aku ini manusia biasa yang terkadang sedih bahkan meng-galau-gilak *cieeee bahasakuuuu... Memang tidak banyak yang bisa memahami saat aku menuliskan status di Facebook-ku, jangankan teman biasa, bahkan kawan terdekatpun sering kali tidak paham akan situasi tersebut. Prinsipku adalah, terkadang kesedihan itu bisa menjadi hal yang menggem

Di suatu pagi Bapak...

Dalam banyak tulisan dan kajian tentang menjelang kematian, disitu kubaca tentang akan datang gerombolan syetan dan jin untuk menyesatkan orang yang akan meninggal, agar meinggalkan Aqidah dan berpaling dari Allah SWT. Aku meyakini akan hal tersebut, karena memang hal itu diajarkan dalam Islam, semoga kita nanti akan kembali kepada-Nya tetap dalam keadaan Muslim, Amien Ya Rabb.. Selasa, 12 November 2013 Pagi itu seperti biasa rutinitas kuawali dengan menyiapkan secangkir susu hangat untuk Bapak, tuk sesudahnya Bapak mandi. Hal tersebut kulakukan agar Bapak tidak kedinginan, walaupun hanya mandi di kamar dengan washlap akan tetapi dengan kondisi kesehatannya hawa dingin acapkali cukup mengganggunya. Sengaja aku tidak membantu Bapak saat harus berpindah posisi dari dipan-nya ke kursi toilet, berharap agar raganya tetap bergerak. Sambil memangku ember kecil, acara mandi pagi dimulai dengan gosok gigi (tepatnya gosok gusi hehehe). Kemudian saatnya aku mandikan Bapak dengan washlap sete

Si Shiro...

Seringkali saat membeli suatu barang dalam keadaan emosy hasilnya adalah barang yang tidak begitu dibutuhkan yang terbeli, atau barang yang kurang sesuai yang didapat. Benar begitu? Sepertinya rumus itu berlaku buatku, sangat berlaku malah hehehehe... Jika itu barang yang kecil mungkin tidak jadi masalah, bisa saja dibeli karena "lucu", tanpa memikirkan faktor kebutuhan, atau pas ada sale, sehingga berpikir mungkin suatu saat nanti bisa digunakan, pertanyaanya adalah, suatu saat itu kapannn?? Bisa jadi pas akan dipakai sudah tidak layak fungsi, baeklahhhh.. *plakkkkk gampar diri sendiri Hari ini giliran Shiro, motor Honda CB 150 R-ku saatnya servis, awal membeli motor satu ini karena faktor "suka" karena motor sport berwarna putih kan jarang, jadilah ikut indent dalam waktu Seminggu. Sampai di rumah kala itu bulan Desember 2013, pas banget musim hujan.. Bangga bisa mengendarai motor yang belum banyak bersliweran di Jogja, udah gitu musim hujan lagi. Bangga kan!

Ibadahku...

Pernah gak berpikir jika kita berdoa pasti berharap apa yang kita panjatkan untuk dikabulkan, bahkan terkadang memaksa untuk segera dikabulkan. Jika memungkinkan saat itu juga terkabul... *maksa banget euyyyy.. Hari ini sengaja aku pulang cepat, mengingat kejadian tadi pagi Bapak yang tiba-tiba "nganeh-anehi" membuatku gak nyaman dan gak tenang kerja, beruntung kerjaan kantor bisa kukerjakan dirumah. Jadi untuk perkara satu itu gak masalah. Pulang pas Adzan Dhuhur, sesampai dirumah langsung menuju kamar Bapak. Alhamdulillah Bapak baik-baik saja, beliau sedang pipis di kursi toiletnya. Kusiapkan menu makan siang untuknya, dan juga obat. Lega rasanya saat makan siangnya disantap habis, lega rasanya ketika tadi kutinggal kerja Bapak tidak kenapa-kenapa, Allah SWT menjaga bapakku. Bukannya langsung ambil wudlu dan sholat Dzuhur tuk berterimakasih, aku malah ambil nasi. Perut keronconganku sudah tidak bisa diajak kompromi. Kelar makan, diakhiri dengan kebiasaan buruk, alih-al

Terjaga..

Dan malam ini aku terjaga, bedanya jika malam-malam sebelumnya mendengar suara lirih Bapak dalam tidurnya, ataupun panggilan karena meminta bantuan, kali ini suara berderak. Sontak pikiran ini tertuju ke kamar Bapak, bergegas menuju kesana, dan berharap tidak terjadi apa-apa. Gelap kamar Bapak membuat mata ini harus menyesuaikan sebentar tuk dapat melihat dalam gelap, namun karena sudah sangat hapal dengan situasi kamar beliau, tidak sulit untuk sekedar menemukan saklar lampu. Bapak sudah berada di lantai, tepat di celah antara tempat tidur dan meja dimana terletak radio, dan juga meja dimana biasa kusiapkan hidangan makannya. Kembali aku diuji, bukan tentang kesabaran, namun lebih tentang bagaimana memberikan saran kepada Bapak dengan sehalus mungkin, jika aku sebut nasehat, rasanya kata itu terlalu tinggi dan tidak pas jika dilakukan seorang anak kepada Bapak. Seperti yang pernah kutulis dalam Blog ini juga, sudah saatnya aku yang merubah pola pikirku, dan harus bisa menyesuaikan

Jus Buah...

Suatu ketika aku memiliki keinginan untuk belajar memasak, tapi hal tersebut gagal dan tidak jadi terealisasikan dengan semestinya. Muales yang namanya membersihkan  barang pecah belah yang kotor semua akibat dari acara memasak, padahal waktu itu sudah sampai ke toko elektronik untuk memilih antara oven atau microwave. Sudah merepotkan beberapa kawan dengan pertanyaan tentang fungsi dari kedua benda kotak itu, bukanya milih salah satunya, pilihan jatuh pada blander malahan.. *blasss ra nyambung.. Pertimbanganku sederhana saja, akhirnya memilih blender karena aku suka buah, tapi kurang suka mengunyah. Sepertinya bangun tidur siang membuat jus buah segar sekali rasanya. Itu idealismeku saat itu.. Benar saja, Hal yang paling segar adalah bangun tidur siang, ditemani segelas jus buah dan sedikit camilan, sambil bermalasan di depan TV. Tsahhhhhh!! What a wonderful life.... Hari ini entah mengapa, aku tidak semangat untuk ngapa-ngapain. Serasa energiku hilang entah kemana, jiwa dinamis

Bapakku (lagi...)

Kondisi fisik seseorang berbeda satu dengan yang lainnya. Ambil contoh Big Boss-ku, beliau sudah 82 tahun, akan tetapi secara fisik masih cukup mengagumkan. Fisiknya masih terlihat kuat, daya ingatnya masih bagus, walaupun indera pendegaranya mulai berkurang. Aktifitas senam dan juga yoga masih sering beliau jalani, dan itu salah satu aktifitas yang membuatnya terlihat bugar, untuk masalah kepikunan, aktifitas membaca yang sering beliau jalanilah yang mempertahankan daya ingatnya. Berbalik dengan Bapakku, berbeda 10 tahun dari Big Boss, Bapak terlihat sangat renta. Bapak yang dahulu kalo berbicara lantang, suaranya semakin lirih, saking lirihnya sering kali aku terlambat ke kamarnya, saat malam dia memanggil namaku yang sudah terlelap dalam tidur. Begitulah akhir-akhir ini, raga rentanya sepertinya sudah lelah menyangga tubuhnya. Sering kali untuk sekedar bangun alih-alih mau duduk bukan perkara mudah baginya. Bahkan sering kali karena kondisinya, untuk menuju kursi toilet sekedar pi