Baju Kebesaran Saat Tunangan...

Sejak diasuh oleh keluarga baru seperti yang pernah kutuiliskan sebelumnya, ada hal unik yang selalu dilakukan oleh Ibu kala itu.
Jika membeli keperluan seragam sekolahku, Ibu pasti memesan yang lebih besar dari ukuranku.
Walhasil baju dan celana gombrong-gombrong selalu atribut yang kupakai saat bersekolah.
Alasan Ibu adalah, sayang kalo hanya dipakai sebentar. Toh pasti akan bertambah besar badanku seiring dengan waktu berjalan.

Benar saja, akhirnya baju seragam tersebut sering kali bertahan lama. Namun tidak jarang saat sudah sesusai dengan ukuranku sebenarnya, baju seragam tersebut sudah harus diganti, karena mulai sobek disana sini, jika sudah begini kembali lagi harus menerima seragam baru yang ukuranya lebih besar lagi. Hehehehehe
Nasib..

Entah kapan kali Ibu membelikan aku baju baru, karena itu adalah peristiwa yang sangat jarang terjadi.
Biaya sekolahpun dulu harus kuusahakan sendiri. Aku paham dan sangat mengerti akan keterbatasan yang Orang Tua-ku miliki.

Hingga suatu ketika, kala itu jelang lulusan dari SMEA.. Tahun 94.

Suatu ketika Ibu mengajakku untuk ke toko Baju. Ibu bilang baru saja mendapatkan arisan. Senang rasanya untuk sekian lama akhirnya akan dibelikan baju baru. Datanglah kami ke toko Ramayana di kawasan Malioboro.

Tanpa pikir panjang aku langsung menyerbu berbagai macam pakaian yang di pajang. Kaos-kaos warna warni banyak menggodaku untuk kupilih. Apalagi saat usia tersebut lagi seneng-senengnya gaul dengan teman-teman sebaya.

Tiba-tiba Ibu membawakanku baju lengan panjang, batik dengan motif abstrak, berwarna biru+abu-abu. Baju tersebut disodorkan padaku tuk dicoba. Belum juga kucoba baju itu, kulihat angka mahal yang ada dalam label harganya. Kupikir sayang, jika untuk membeli baju tersebut sebiji, mending dibelikan kaos warna warni dapat banyak, bisa buat jalan-jalan dan gonta ganti. Agar gak kalah sama teman-teman yang lain.
Namun Ibu bersikeras untuk membelikan si baju batik biru abstrak abu-abu.
Lagi-lagi dengan ukuran yang lebih besarrrrrrr.........

13 Agustus 2014

Saat ulang tahunku yang ke 37, aku berniat untuk melamar seorang gadis. Dua hari sebelum hari pertunangan tersebut, aku muli sibuk memikirkan baju apa yang hendak kugunakan. 
Sampai mata ini melihat baju biru lengan panjang bermotifkan batik abstrak...

Air mata ini tiba-tiba meleleh..
Baju itu seolah menatapku..
Baju yang dibelikan Ibu terakhir kali dalam hidupku...

"Pisan-pisan Ibu pengen mundhutke klambi batik, soale yen batik lak mesti jarang diagem. Lhoo sopo reti suk iso mbok nggo nglamar calon bojomu....", itulah kalimat yang diucapkan ibu saat itu, dan waktu itu aku hanya bisa tersenyum kecut dikarenakan batal memiliki kaos-kaos gaul buat jalan-jalan.

Ahhh.. air mata ini tak kuasa kubendung saat menuliskan kisah ini...

Setelah 20 Tahun....

Walaupun tanpa beliau menemaniku saat lemaran tadi malam, namun aku merasa ada alm.Ibu disampingku.

Ya Allah, aku hanya bisa mendoakan beliau sekarang...
Ya Allah, andai Ibu masih ada di sini...
Andai Ibu bisa melihat baju batik yang beliau belikan dulu..

Apapun itu, terima kasih ya Allah untuk semua keindahan ini.

Kepada calon pendamping hidupku kelak.
Inilah aku..
Berharap Allah SWT akan memudahkan perjalanan ke depan kita nanti, sampai ke pelaminan, bahkan sampai saatnya nanti menutup mata.

Ib, kenalkan ini calon menantumu..



Dhanti Dharmika Iryanta...

Love You Mom... Love You Danti...

Terima kasih kau terima pertunangan indah ini
Bahagia, meski mungkin tak sebebas merpati......
(Tak Sebebas Merpati - Kahitna)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?