Dalam Renungan...

Pernah suatu ketika aku menjadi sangat di-Raja-kan saat bisa membahagiakan kepada Sang Terkasih. Saat itu hidup alangkah indah. Sempurna bak cerita Walt Disney.
Namun jangan salah, terkadang jabatan Raja yang kuterima bisa sangat cepat terguling dimana Sang Terkasih kecewa dengan apa yang kulakukan.
Bukan hanya turun tahta, tapi jabatan hina yang terkadang kudapat. 
Itulah gambarannya..

Cerita dibalik...
Saat aku diberikan banyak keindahan dari Sang Terkasih, akupun akan menjadikannya laksana dalam kerajaan paling megah di dunia, yakinlah seisi Negri Dongeng-pun akan cemburu...
Bila aku sudah kecewa, jangankan cemburu, seisi Negri Dongeng akan menangis bombay ketika Sang Terkasih kuhina-dina, saat kecewaku melanda...

Itulah sedikit gambaran anak manusia yang bernama Awang, dialah Sang Pecinta..
Manusiawi sebenarnya, namun ada hal yang baru kusadarai "sedikit" tentang makhluk ciptaan-Nya sejenisku. Walaupun tidak semua, namun banyak yang seperti ini.
Terlalu gampang memunguti cerita kehidupan yang tidak mengenakan, daripada mengumpulkan cerita keindahan.
Terlalu sibuk mencari celah kecacatan, sampai lupa bahwa tidak ada yang sempurna selain Dia Illahi.

Jujur sejujurnya, ada rasa nyeri di dada jika mengingat semua tentang masa yang telah kulalui. Nyeri saat mengingat betapa besar jasa Alm. Babe dalam membesarkanku. Terlalu egois hingga hanya semua keburukan beliau yang dulu kuingat-ingat. Lupa bahwa mungkin keburukan yang Babe lakukan tidak semuanya buruk. Keburukan yang Babe lakukan kepadaku, mungkin adalah karena ulahku sendiri. Itulah yang dinamakan konsekwensi.

Semua tidak akan pernah bisa kembali.
Hanya waktu singkat saat semua kesadaran itu dikembalikan, hanya waktu singkat akhirnya aku tersadar betapa dibandingkan keburukan yang mungkin seujung kuku Babe, lebih banyak kebaikan yang dilakukan beliau terhadapku.
Dalam sepiku, sering kali merenung. Kenapa juga manusia yang satu ini terlalu mudah dan terlalu sering mengumpulkan potongan kisah yang kurang baik, terlalu mudah selalu punya waktu membahas betapa tidak baiknya tentang seseorang. Hingga menjadi lupa, kebaikan yang dilakukan mungkin tidak bisa dimasukkan dalam angkutan sebesar apapun.
Ya.. Itulah aku.

Semua tak sama, tak akan pernah sama...
Tak akan pernah kembali...
Akhirnya kenangan masa, tentang kebaikan-nya sudah sangat terlambat untuk kubalas. Semoga Do'a dari anaknya ini bisa mengantarkan istirahat Babe, Amien Ya Rabb..
Itu tentang Babe...

Sama dengan Barisan Sang Terkasih.

Tidak pantas ternyata jika aku hanya mengumpulkan hal-hal yang busuk dari mereka. Terlalu bodoh kiranya hanya mengisi otakku dengan kenangan pahit. Siapapun mereka adalah barisan orang-orang yang selalu ada disampingku dan senantiasa mendampingiku dengan kasih, cinta, dan doa.
Jadi...
Masihkan hidupku hanya ku isi dengan menyimpan kotoran seujung kuku?
Atau, kugunakan untuk memeluk dan menerima kebahagiaan dengan tangan terbuka.

Aku, Kamu, Dia, Kita, Mereka tidak ada yang sempurna...
Namun Aku, Kamu, Dia, Kita, Mereka pasti punya kebaikan...
Ingatlah yang baik-baik tentangnya..
Do'akan dan ingatkan dengan kasih saat ada yang kurang tepat..
Pasti kita akan menjadi tersenyum, penuh bahagia, dan menjadi lebih bersyukur....

Untuk semua orang-orang yang dengan setia mendampingiku, sungguh Allah SWT sangat menyayangiku, sehingga aku dipertemukan dengan orang-orang hebat seperti kalian.
Untuk cinta, untuk dukungan, untuk gamparan, untuk cacian, dan untuk semuanya aku ucapkan terima kasih.
Alhamdulillah padamau Ya Rabb untuk semua keindahan ini.

Semoga sisa usia ke dapan nanti, kita senantiasa menjadi manusia yang lebih, dan lebih baik lagi.
Amien Yaa Rabb..

Love You All.... Terima kasih untuk jalinan kisah kasih sayang dan cinta ini..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?