Catatan Awal Tahun 2018

Mayan lama gak nulis disini, akhirnya ada ide untuk menulis. Well awal Tahun baru sebenarnya, tapi apalah arti awal tahun baru, hanya berganti kalender saja. Harapan pasti ada, mimpi? Gak perlu dibahas...

Beberapa hari lalu kami diskusi tentang arti ketulusan, menurutmu tulus itu apa? 
Bagiku, tulus sama dengan ikhlas.
Tapi tulus dan ikhlas itu bukan hak kita menilainya. Karena butuh kacamata Tuhan untuk dapat menilainya dengan jelas.
Dan saat melihat ketulusan seseorang, jika kita hanya manusia biasa, saat melihatnya harus paham posisi dulu. Posisi sebagai musuh atau teman? Benci atau suka?
Karena apa? Itu sangat berpengaruh, contohnya gini,

Beberapa waktu lalu aku mensuport seseorang, dengan setiap bulan aku sisihkan gajiku. Karena aku paham dan aku rasa itu tanggung jawabku. Sekali duakali, dan beberapa kali. Tapi jangankan disanjung, ucapan terima kasih saja gak pernah lho. Dan yang paling menyakitkan saat ada perkataan bahwa "Yang Awang lakukan itu gak tulus...", Sedih lho digitukan, tapi asudahlah namanya juga orang yang tidak suka denganku. Jadi kebaikan apapun (baik menurutku), pasti dianggap tidak baik, akan dia nilai dan dicari letak cacatnya. Bahkan sampai detik inipun hampir semua hal yang aku lakukan untuknya gak berkenan. Masalah? Gak lagi, sudah urusan Tuhan yang memberi nilai. Bukan manusia, walaupun ya sakit kadang hahhaha

Contoh kedua,
Ada seorang kawan yang dulu sempat dekat, adanya perbedaan sudut pandang akhirnya kami jadi jauh. Tapi aku masig merasa dia kawanku. Suatu ketika aku menanyakan kabar dr ibundanya yg kala itu sakit (aku tau dr status medsosnya), jawabanya tidak ada. Hahahhaa dibaca saja tidak BBM-ku. Kemudian berganti di status "Terimakasih utk ucapan dan doa bla bla.." ambil sisi postitivenya saja, artinya mungkin dia gak sempat balas, saking banyaknya yg bertanya.
Sama halnya saat aku kirimkan ucapan ulang tahun, saat ucapan lain mendapat tanda jempol, sedangkan ucapanku tidak hahahha. Saat itu aku langsung tau posisiku. Mungkin aku memang sudah bukan dianggap teman. Terbukti undangan nikahkupun gak hadir. Itupun gak masalah hahaha...

Contoh ketiga,
Yang ini lebih kelihatan lagi, di salah satu groupku, tidak perlu detail aku tulis, namun ya itu tadi karena memang sudah gak suka (benci) jadi ya setiap hal kebaikan yang dituliskan, diucapkan, bahkan doa, semua dianggap palsu, fake, lamis, gak tulus. Dannnn julukan lain sejenis.

Pertanyaannya adalah, gak capek ya mencari nilai dari manusia biasa yang levelnya sama!?
Gak lelah ya mencari celah demi memuaskan ego agar merasa paling benar atas segala kondisi?
Bagiku tulus atau tidak, ikhlas atau tidak hanya Sang Khalik yang tau.
Yang aku tau, mencari teman sudah gak gampang, mencari musuh itu mudah.

Bahkan jika ada yang menilai teman2 kita adalah pengaruh yang buruk, artinya ya aku memang buruk karena berteman dengan teman2 yang buruk. Tapi menurutku manusia gak ada yang sempurna, bahkan saat seorang paranormalpun mungkin bisa lupa jika dia ada dikeluarga yang mungkin juga tidak baik menurut pandangan dan penilaian orang lain. Bahkan sempat juga lho numpang hidup padaku (kata orang), bagiku bukan numpang hidup tapi saling membantu mana yang ada. Jadi enak liatnya ya, memberi manfaat pada orang lain. Karena kita gak akan tau kedepanpun mungkin kita butuh bantuan orang lain.
So?? 


Bencilah semua orang agar anda bisa melihat bahwa semua orang itu gak ada yang tulus.

Atau..

Cintailah semua orang agar anda merasa dicintai dan mendapat banyak kebaikan dan ketulusan.


(Minggu Selo, Nunggu Qubik dikumbah.)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?