Tanpa Judul...

Terkadang mata ini seperti dikelabui saat melihat wajah-wajah pekerja yang terlihat sangat belia, benarkah?
Sama halnya saat beberapa kali ketika bertemu dengan orang asing dan dipanggil dengan sebutan "Pak".
Sepertinya bukan mereka yang terlalu muda, namun aku-lah yang semakin bertambah usia (baca : tuaaa!!!!) hahahaha..

Menyebalkan saat harus menerima kenyataan bahwa seluruh organ tubuh ini sudah tidak selentur dulu, bahkan menyebalkan saat harus mengakui uban-uban ini semakin banyaknya. Bahkan ketika bermaksud disembunyikan, tetap saja akan kembali memutih beberapa waktu kemudian.

Menghitung akan apa-apa yang pernah kualami, pernah kulakukan, baik dan buruk, sepertinya tidak akan pernah cukup waktu untuk menuliskannya, bahkan mengingat semuanya secara rincipun tidak sanggup. Inilah perjalanan hidupku, garis yang sudah dan harus kutempuh.

Aku tidak percaya begitu saja dengan yang dinamakan takdir. Aku tidak percaya bahwa ada orang yang terlahir dan ditakdirkan menjadi pencuri misalnya. Aku yakin takdir itu akan muncul saat seseorang diberi pilihan akan 2 hal, kebaikan dan keburukan. Saat sudah memutuskan melangkah barulah itu takdir yang kita dapatkan. Seperti suatu aliran cerita, saat diberi lakon A dengan semua cerita di dalamnya, ataupun lakon B dengan pilihan lainnya, semua pilihan mengandung konsekwensi. 
Dari semua pilihan yang akan kita ambil tersebut, masih ada lagi kejadian-kejadian di dalamnya, yang jika kita mau mengambil hikmahnya bisa menjadi ilmu dan pegangan melangkah menuju kebaikan, namun jika hanya mengeluhkannya jadilah semakin berat lakon yang diambil. 

Artinya bagaimana berusaha mensikapinya saja bukan!?..

Pernah suatu waktu aku sangat bete dengan proses hidup ini, kenapa harus menua, dan bahkan harus ada kematian. Padahal ya memang ini proses hidup dan kehidupan. Ada yang datang dan ada yang pergi. Ada kelahiran dan ada kematian, biar dunia tidak penuh. Agar dinamika tercipta.

Yang jelas aku terbangun sudah disaat kepala 3, bahkan mendekati kepala 4, mungkin agak terlambat menyadari ini semua, namun yang jelas aku berusaha agar hidup ini lebih berarti, tidak hanya sekedar berwarna. Karena pada dasarnya warna hidupku sudah sangat indah. 
Lukisan Sang Maha Kuasa...

Di sini tulisanku, suatu saat akan menjadi sedikit kenangan tentangku, untuk selanjutnya cara orang lain mengenangku bukan hak-ku untuk men-dikte-nya. Menjadi baik dan buruk dimata orang adalah hak orang lain menilai, namun bagiku dimata Allah SWT semua ini lebih utama.
Bukan aku orang yang sudah tinggi ilmu Agamanya, namun yang hina ini-pun masih diberi banyak keindahan dari-NYa, artinya Allah SWT menyayangiku...

Love You All....





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?