Jelang akhir Ramadhan-ku 2014

Dua Minggu lebih puasa sudah kulewati. Jujur perasaan kosong di dalam dada ini tidak bisa kusembunyikan. Benar-benar hampa. 
Ternyata saat otakku dulu sebagai pengeluh merasa sangat kerepotan jaman merawat ortu.
Kini berbalik 180 derajat.
Aku sangat merindukan mereka, aku merasa lebih berarti, dan aku merasa lebih berguna saat ada mereka.
Terlambat...
Semua sudah terlambat..
Menyesalpun tidak ada gunanya...

Puasa hal yang berat adalah saat santap sahur. Perkara bangun dini hari ternyata bisa kuatasi dalam kesepianku. Namun saat hendak menyiapkan menu makan, rasanya benar-benar ngenes.
Semua ya harus sendiri. Persis kayak lagu dangdutnya Chacha Handika hahahaha...

Jika dulu jaman Suwargi Ibu masih ada, akan ada pertanyaan "Mau dimasakkan apa untuk buka?"
Saat beliau sakit giliranku yang memberikan pertanyaan tersebut kepada mereka berdua.
Dan kini, cukup bertanya pada diri sendiri, mau makan atau gak makan terserah hahahahaha...
Sumpah gak enak banget...

Menu pertama sahur adalah roti tawar dan susu.
Entah itu roti tawar dibakar, diisi daging, keju atau apalah, pasti roti tawar.
Hal tersebut bertahan hingga??
Ya hari ini hahahahaha.
Karena memang selain simple, menu itu yang biasa kujadikan santap sarapanku harian jika tidak sedang berpuasa.

Beberapa hari terakhir ini Jogja sangat dingin, konon katanya akibat ada badai entahlah yang terjadi di Filipina, sehingga iklim ekstrim terjadi di Jogja (pastinya baca dan cari aja di Google xixixixi).
Hujan menambah dinginnya malam dan malasnya untuk santap sahur.
Yang paling malas lagi ya, makan dini hari, sendiri, masak sendiri, dan makan sendiri. 
Mualesss tenan... Jiannn hahahahaha

Jika sudah dekat-dekat akhir gini, artinya tak lama lagi Insha Allah Lebaran, biasanya aku antusias untuk beli ini itu buat Babe n Mami. 
Kalo sekarang??
Hmmm.... 
Hahahahaha..
Bahkan tidak ada niatanku untuk membeli kue-kue kering dan memesan opor serta hidangan Lebaran lainnya. Pertimbanganku karena pasti sudah tidak ada kerabat yang datang dikarenakan posisi Ibunyang dulu lebih tua sehingga adek-adeknya yang silaturahmy ke kerumah, sedang sekarang sudah tidak ada beliau, intinya Tahun ini numpang makan di rumah sanak saudara  titik! Hahahahah

Masih semangat untuk berpuasa, walaupun harus melawan rasa sepi dalam hari-hari ini. Semoga Tahun depan sudah kembali berwarna.
Amien Ya Rabb...

Mari lebih memberi arti dalam puasa putaran terakhir, semoga inadah kita lebih dan lebih baik lagi...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?