Sang Idola.. Kenalkah?

Satu hal yang paling tidak kusuka dari sifatku adalah suka meledak-ledak, bahkan terkadang over reaksi akan suatu hal. Walaupun sekarang sudah lebih mendingan (menurutku sendiri, sangat tdk obyektif memang hehehe), namun kerap kali hal ini seringkali mengganggu.

Pada dasarnya aku juga tidak paham tentang siapa yang kucoblos kemarin, namun masih teringat kejadian beberapa waktu lalu.
Pertama kali tau bahwa dia seorang "pejabat" adalah saat menaiki kuda, dengan kostum wayang saat melakukan kirab dalam Solo Batik Carnival. 
Jujur, sangat tidak meyakinkan tampilannya, dalam hati sempat bertanya-tanya tentang sosok tersebut. Hebatnya justru masyarakat banyak yang antusias utk melihatnya dari dekat. 
Namun tidak begitu denganku...
Gak kenal....

Keesokan harinya baru tau bahwa beliau adalah Pimpinan di Kota tsb. 
Masih gak percaya...

Pada kesempatan selanjutnya ada pertunjukan Matah Ati di Solo. Salah satu pertunjukan yang sangat ingin kudatangi. Berbekal nekat tanpa tiket pertunjukkan kudatangi kota tersebut. Sial ternyata tiket sudah habis, namun beruntunglah ada warga yang mendapatkan tiket gratis mau memberikan pada kami dengan kuganti sesuai harga tiket masuk. 

Tiket yang kupegang ternyata tiket lesehan. Di bagian belakang ada kursi-kursi VIP yang pastinya disediakan untuk para undangan kelas yahud. 
Baeklahhh terima nasib hahahahaha..
Tak lama menunggu datanglah iring-iringan tamu "kehormatan". Masyarakat antusias menyamhutnya bahkan riuh sorak sorai, luar biasa. 
Luar biasa lagi beliau ikut duduk di barisan lesehan. Wow banget...
Pemandangan yang dimataku sangat spektakuler, ada lho pemimpin seperti itu...

Pertunjukan akan segera mulai

Nampak di dalam panggung unik yang dibuat miring, dengan tata lampu dan panggung yang spektakuler, seperti yang sudah kubayangkan. Sungguh karya anak bangsa yang patut diacungi jempol.
Semua tampilan yang disuguhkan sangat sesuai dengan harga yang harus kubayar.
Satu hal yang masih membekas justru bukan hanya sekedar pertunjukan sendratari yang penuh makna filosofi tersebut, namun sang pemimpin yang ajaib.

Dari itulah aku mengaguminya.

Tgl 09 Juli 2014 pesta demokrasi akhirnya berlangsung, berdasarkan rasa kagumku padanya, sehingga aku mantapkan suaraku untuk dia. Dan aku yakin akan semangat kekaguman pada sosok salah satu calon lainnya untuk mencoblos satunya pada sebagian orang selain aku.
Apapun itu sah-sah saja..

Sebelum pemilu kembali rasa emosi ini diaduk aduk saat link-link bersliweran tanpa henti. Hampir semua rata-rata sama. HUJATAN!
Baik sang idola ataupun lawannya.
Sama saja.. Bikin eneg dari para fans fanatiknya..

Berharap semua akan sirna saat kelar masa pemilihan

Pasca nyoblos bertemu dengan salah satu sahabat yang dengan antusias bercerita tentang betapa kecewa dengan jagonya yang (sepertinya) kalah. Kemudian baru dia sadari bahwa kami berbeda pilihan. Hal yang menarik adalah saat pertanyaan muncul, kenapa suka dengan sosok yang kupilih. Kujawab dengan cerita dari Pertunjukan Matah Ati diatas.
Jawabanya singkat : "ah pencitraan...."

Aku tidak mau berusaha menanggapi hal itu, pikirku toh gak ada gunanya. Kejadian seperti itu akan terjadi dimanapun, tidak hanya dia, bahkan akupun sama. Seringkali akal sehat yang bijaksana tidak berlaku saat melihat seseorang yang "tidak disuka" melakukan yang konon katanya suatu "kebaikan". Pasti dihujat..
Berpikir haruskah debat argumentasi denganya?
Haruskah?
Buat apa?
Toh sama-sama tidak begitu kenal dengan sang tokoh idola masing-masing.

Bukan hanya kepada suatu tokoh, tapi ini berlaku pada banyak hal...

Pernah dalam tulisanku yang lalu bertanya:
Jika berbuat baik disebut pencitraan, apa yang seharusnya dilakukan?
Jawab seorang kawan adalah tetaplah berbuat baik.

Tidak mau terlalu ambil pusing dengan Pemilu yang sudah lewat, toh akhirnya harus saling menghormati semua perbedaan. Yang jelas suaraku sudah kutitipkan, semoga Amanah dalam memimpin Negeri ini (jika benar-benar menang nantinya).
 
Kembali kepada realita bahwa dengan tokoh tersebutpun mungkin aku hanya sekedar kenal. Saatnya kembali merangkul kawan-kawan dan sahabat terkasih yang benar-benar kukenali. 
Tidak perlu tercerai berai..
Tidak perlu bermusuhan..
Dan jangan ada dendam diantara kita.. Hehehhee..

Love You All My Friend..
Monggo kembali damai sejahtera di Indonesia..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?