Perjalanan mencari perias akhirnya mempertemukanku dengan Yuningsih atau yang lebih terkenal dengan nama Yu Beruk. Beliau memang lebih terkenal sebagai komedian di Jogja. Warga Jogja pasti tidak asing dengan sosok beliau. Awal mulanya saat menghadiri hajatan Pernikahan kawan kuliah pada Minggu 12 Oktober 2014 lalu. Tertarik dengan tata riasnya sehingga tersebutlah nama beliau yang akhirnya kudatangi. Rumah asri di kawasan Dukuh, Jl.Bantul sangat terlihat nJawani. Mungkin itu salah satu rumah impianku, memiliki halaman luas dengan teras layaknya pendopo kecil. Pohon buah ada nampak di setiap sudutnya, tak lupa berbagai tanaman bunga disana. Muncullah sosok Yu Beruk saat membukakan pintu, mayan ketemu artis Jogja ( pikirku pada awalnya). Ternyata beliau sangat rendah hati. Obrolan demi obrolan mengalir lancar tanpa sumbatan got mampet hehehehe. Untuk urusan rias manten, aku merasa dari berbagai tempat yang kudatangi, kurang lebih sama saja. Dikarenakan semua perias yang kutuju adalah be
Suatu ketika seorang teman bercerita tentang betapa anaknya yang duduk di Sekolah Dasar stress dan tidak bisa mengikuti pelajaran Bahasa Daerah (bhs Jawa). Cukup dimaklumi karena istrinya orang Sunda, yang kurang paham dengan bahasa Jawa. Bahkan si anak dirumahpun terbiasa dengan bahasa yang paling mudah dipahami, yaitu Bahasa Indonesia. Aku terbiasa menggunakan bahasa ngoko alus dirumah. Ibu suwargi paling sering berbicara dengan kalimat- kalimat ngoko alusnya. Beliau itu unik, aku tidak boleh berbicara dengannya atupun bapak dengan kromo inggil. Tapi justru ngoko alus. Alasanya kalau terlalu boso ( istilah bahasa jawa untuk berbahasa halus) kesannya seperti berbicara dengan orang lain. Jadi tidak heran misalnya Ibu memanggilku, dan kujawab dalem... Lanjutanya ya boso ngoko, tapi alus. Misal " Ibu tukung pundhutke lading nang pawon" jadi ya halus, ya ngoko... Sing dudu wong Jowo mesti ra donk, sing Jowo wae akeh sing wis lali hahahaha... Jaman kecilku bicara dengan bakul-bak
Komentar
Posting Komentar