Aku dan 39 Tahunku...

13 Agustus adalah hariku dimana aku dilahirkan, dan 39 adalah hari ini ke 39 tahun dimana aku telah menikmati peranku sebagai manusia, mahluk yang konon katanya paling sempurna.
Benarkah?

Tadi malam adalah saatnya berpesta, mensyukuri atas semua kenikmatan yang Allah SWT berikan, semacam syukuran sederhana bersama beberapa orang terkasih yang memberikan warna dalam hidupku. Aslinya itu hanya sebagian, mungkin jika aku undang semua akan semakin berwarna warni.
Tapi sepertinya bisa puasa juga jadinya hahahaha...

Tadi pagi kebalikan dari perayaan suka cita, yaitu melayat atas berpulangnya Ayah dari sahabat. Mirip dengan acaraku semalam, tapi yang satu ini tanpa undangan. Tanpa suka cita, tapi adalah penuh keprihatinan dan duka. Sendu dan sayu. Seperti tulisanku sebelumnya, ini adalah hari terakhir mungkin dia dikenang. Semua yang takziah bertanya tentang sosok yang meinggal dan juga mendoakan. Yakinlah setelah sakit hati, dan rasa kehilangan sirna, semua akan menjadi bagian sejarah....
Dan hanya akan terulang cerita tadi sekali waktu dalam perayaan tertentu... Semua akan hanya menjadi kenangan...

Sore ini aku berencana bezuk bayi. Salah seorang kerabat ada yang lairan. Sangat berbeda dengan kondisi tadi pagi pastinya.

Hehehehe jadi ingat salah satu hal yang pernah sahabatku katakan...
"Sebagai manusia aku sudah menjalankan peranku. Menjadi anak, sekolah sampai sarjana sudah kulakukan tugasku menjadi anak. Menikah sudah separo agama aku jalani, menjadi suami dan menjadi ayah dari anak-anakku saat ini lagi aku perankan"
Itu kata sahabatku..

Tersenyum mengingat kalimat yang dia sampaikan itu, karena sangat berasa saat ini. Benar juga. Itu mungkin seharusnya perjalananku sebagai manusia. Walaupun akan berbeda versi dan ceritanya.

Masa kanak-kanak sudah sangat jauh dari usiaku, remaja dan dewasa rasanya baru kemarin. Sangat menikmati menjadi Laki-Laki.
Namun akhirnya harus sadar, sudah setengah jalan hidupku kini, bahkan mungkin lebih. Sudah bukan saatnya menikmati peran Laki-Laki, harus sudah menjadi Pria.
Agak terlambat memang menyadarinya, namun kurasa itu gak masalah...

Kemarin saat ada teman yang bertanya, ultah keberapa, kujawab ke 17, sontak dia balas kuwi kurange jatahe umurmu kalii dengan nada bercanda pastinya...
Hmmm bisa jadi, bisa juga tidak. Semua hak Allah SWT. Raga ini hanya pinjaman...

Hahahaha baru sadar kalo sudah diusia ini.

Well semangat masih muda, selalu berharap sehat selalu, bahkan berharap bisa momong cucu kelak.
Namun yang utama berharap menjadi lebih dan lebih baik lagi...


Selamat sore wahai para kekasih....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?