Kasihan VS Ketergantungan

Pernah gak jatuh pada posisi yang sangat tidak nyaman? Saat dimana menjadikan keadaan ingin kau kembalikan ke pada masa dimana bisa diputar kembali, lagi, lagi, dan lagi...

Langkah seseorang dalam hidup dan kehidupan seringkali menjumpai suatu hal, dimana hal tersebut membuahkan rasa simpati, empati, bahkan belas kasihan.

Untuk kata terakhir tersebut aku ambil di sini.
Ya, rasa kasihan.
Seringkali saat melihat derita yang dialami orang lain, rasa iba yang notabene berteman baik dengan kasihan langsung muncul.
Saat mengasihani seseorang bukanlah saat dimana, harus menjadikan orang tesebut menjadi sosok "sempurna", tapi yang benar adalah cukup ajarin dia untuk bisa bangkit, berdiri, untuk kemudian mampu melangkah bahkan berlari sendiri, jangan pernah mengharapkan imbalan apapun.

Alih-alih kasihan seringkali menjadikan seseorang tersebut bergantung, bahkan terlalu mengandalkan sang penolongnya. Jika sudah begini letak kesalahan pada sang penolong, atau yang menolong?

Bagiku kesalahan terletak pada keduanya,
Sang penolong mungkin memang jiwanya tidak tegaan sehingga lambat laun justru menjadi bumerang ketika orang yang ditolongnya tidak bisa menjadi mandiri, bahkan terlalu bergantung padanya..
Yang ditolong mungkin kurang tau diri, atau bahkan mungkin merasa keenakan dan terbiasa menerima uluran tangan sehingga kurang mandiri..

Kehidupan ini memang tidak bisa lepas dari orang lain, akan tetapi tidak juga harus selalu mengandalkan orang lain, bukankah Tuhan menciptakan manusia secara individu untuk belajar menjalaninya secara sendiri? Hidupku adalah mimpi yang harus kuwujudkan, hidupmu juga adalah tujuan dari mimpimu.

Jika sudah mampu berjalan seyogyanya yang ditolong menjadi pribadi kuat, bahkan tidak memungkinkan menjadi sang penolong baru untuk orang-orang lain...

Jika merasa sudah menjadikan sosok mandiri, seyogyanya sang penolong harus dengan ikhlas melepaskan yang ditolong mengarungi kehidupan, dengan keyakinan bahwa inilah proses kehidupan, tidak ada yang mudah, dan juga tidak ada yang sulit, tegantung kita mensikapinya...

Jika keduanya bisa sesuai dengan porsi masing-masing, kurasa dunia ini menjadi indah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?