Aku dan Perabotanku..

Dapat pesan dari BBM, intinya sobat baikku menjual semua perlengkapan rumah tangganya, dikarenakan mo pindah ke kota lain.
Awalnya aku mengamati dan mencermati satu persatu barang yang ditawarkan, sampai disatu titik....

Sepuluh tahun kurang lebih aku kerja di tempat kerjaku sekarang, pasang surutnya di tempat kerjaku sudah kurasakan. Ada sedih tapi banyak sukanya. Gaji awal yang kuterima bagiku adalah angka fantastik dalam pekerjaan yang pernah kulakoni selama ini, memang pernah hampir pada titik nol, bahkan nyaris minus. Tapi seperti pepatah, seperti itulah hidup. Kadang diatas dan dibawah.

Dari hasil kerja inipun, impianku untuk meraih gelar sarjanapun akhirnya bisa kukejar, bukan semata mata ingin menambah embel-embel SE di namaku, tapi lebih kepada pembuktian diri bahwa aku mampu, mandiri, dan bisa meraih salah satu mimpi yang sempat tertunda. Alhamdulillah.

Kebahagiaan juga bertambah saat bisa memiliki segala hal sederhana bagiku, bahkan mungkin mewah bagi orang lain. Satu persatu benda-benda penting yang tadinya hanya impian kini bisa kuperoleh, bahkan sering kali benda tidak pentingpun kumiliki.. Sekali lagi Alhamdulillah...

Dari melengkapi kenyamanan kebutuhan di kamar tidur, sampai akhirnya seisi rumah bisa kuperoleh, dengan usaha dan ikhtiar pastinya..

Hal yang paling membahagiakan adalah saat bisa memenuhi kebutuhan Bapak dan Ibu (alm.Ibu sekarang). Sederhana dalam hidupku lebih berwarna lagi saat bisa sekedar berbagi makan-makan dengan saudara, ponakan, dan juga kawan-kawan terkasih..

Kembali mata ini terusik dengan barang-barang yang ditawarkan kawan tadi, semua kebutuhan rumah tangga, dan ternyata semua barang yang dia tawarkan semua sudah kumiliki, bahkan mungkin barangku lebih banyak, karena sepeninggal Ibu, ternyata banyak barang pecah belah yang banyak, menjadi rumah laba-laba kemarin...

Senyum ini muncul, senang karena ternyata tanpa kusadari aku sudah memiliki itu semua, tanpa sadar banyak mimpi telah terwujud. Disisi lain sedih juga, ada satu hal yang mengusikku.

Andai sudah ada jodohku pasti akan lebih lengkap lagi hidupku, barang-barang yang kumiliki pasti lebih bermakna. Membuat cerita hidup dengan seseorang sampai akhir nanti, saling menjaga, mengisi sejarah dengan barang perabot yang ada. Dia bukan barang, tapi seseorang, yang ingin kujaga, dan menjagaku.

Apapun itu, Alhamdulillah dg semua ini, minimal aku masih punya seorang Bapak yang harus kujaga dan kusayangi..
Semoga kelak ada jodohku yang bisa tuk saling jaga dan sayang...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?