Cita Cita...

Jika seorang anak kecil ditanya apa cita-citanya, jawabannya pasti kurang lebih seragam jadi Dokter, Polisi, Guru. Cukup mulia memang, tapiiiii itu era 80-an. Kalo pertanyaan itu diberikan jaman kini jawabannya lebih variatif, kayak ponakanku, dari yang pengen jadi pembalap, model, sampai pemain bola.
Nah yang pengen jadi pemain bola ini pernah bikin Ibu-nya senewen, awalnya dari baju seragamnya yang sering kotor, belum lagi sepatu yang cukup boros, masih ditambah beberapa kaos logo club bola yang kata mbakku sangat tidak menyerap keringat, sehingga sudah dicuci berkali-kalipun baunya tetap nempel (apa karena dasarnya ponakanku yang kecut, entahlah... Hahahahahaha).
Hal ini semakin diperparah ponakanku ini hobby nendang bola di dalam rumah, jadi yahhhh perabotan kena imbasnya... *iyaiiiiii lanjutkan sayanggg BRAKKK! Krompyangggg! Hahahaha

Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar, aku sangat suka dan tertarik di dunia seni Tari, bahkan sampai SMP aku suka sekali dunia seni satu ini, apakah cita-citaku menjadi penari... Hmmmm sempat terpikir, namun selalu terngiang kalimat sakti yang sangat menjatuhkan bahwa "Menjadi penari tidak bisa dijadikan pegangan hidup" hmmm, baeklahhhhhhh... Seni Tari kujadikan hobby saja sampai detik hari ini..

Ada pepatah bilang, pekerjaan yang menyenangkan adalah yang sama dengan hobbynya, dan aku sangat sepakat akan hal tersebut..

Beberapa teman bisa berkarya dengan hobby yang sama itu ruarrrr biasahhh... *iri boleh lah hehehehe.. Dari yang hobby mendesain pakaian, dekorasi, musik, dan tentu saja penari. Maaf aku selalu membanggakan Penari, suka aja... Jadi ya alasannya gak objektif, karena memang suka.. *pahammmmmmm?!! Bagusss..

Akhir-akhir ini ingin sekali mengembangkan atau mencoba hobby baru. Waktu yang banyak luang adalah alasan utamanya.

Alih-alih ingin bisa membuat pakaian sendiri, beberapa tempat kursus jahit kudatangi,  wis koyo yak yak-o tanya ini dan itu, sampai berpikir bahwa mesin jahit itu cukup lebar dan makan tempat, ditambah ternyata ribet beudddddd prosesnya, jadilah gagal kursus... Itu cerita pertama.

Masih berusaha mencari kegiatan, jatuhlah pada seni fotografi. Awalnya excited banget, masih suka ambil foto sampai sekarang, namun kendalanya adalah peralatan fotografi yungalaahhhhh muahal sangat.
Kamera DLSR yang kumiliki  seri standar pemula, itu aja bagiku cukup membuat puasa belanja..
Satu hal yang seru mengabadikan gambar adalah melihat ekspresi dari object yang diambil, dannnn tentu saja sok yess bawa kamera DLSR ala ala pro *padahal yooooooo embuhhhhhh....
Baeklahhhh...
Sisi tidak menyenangkannya adalah kenapa harus mengambil object orang lain yak? Secara aku kan narsis abizzzz *nah looooo....
Itu babak kedua..

Yang ketiga aku ternyata suka ngecat rumah, beberapa kawan pengen banget dicat rumahnya kayak punyaku, bahkannnn cat yang kubeli dulu gratis, gara-gara supervisor-nya tertarik dengan hasil cat-ku, opo yo modus? Yo mbuhlahhhhhh... Tapi yang jelas, ngecat rumah nyempalke boyok pemirsahhh...

Dannnn kali ini ngebet banget pengen bisa masak.
Keinginan ini sebenarnya sudah lama muncul, terutama saat alm.Ibu gerah dulu. Pengennn banget bisa masak sesuatu, bukan hanya baceman dan mie instant.
Untuk mewujudkan hobby ini pernah hunting microwave yang sekaligus oven *jebulane muahallll dan gak yakin dipakai...
Kendalanya adalah, aku gak suka peralatan berantakan, gak suka bau bumbu dapur, badan bau asap, dan paling males bebersih alias asah-asah piranti masak..
Wis piye jal???
Tapi kok kayaknya liat Master Chef itu pada gampang beud ya masaknya, hihihihihi...
Hmmmm... Pending dulu lah, sambil cari hobby lainnya hahahahaha...

Jadiiiiii, apa cita-cita anakmu atau impianmu yang belum terwujud?
Kita wujudkan bareng yuk, atau kalian mewujudkanya aku nebeng oleh rak??

Aaaaaaa wegahhhhhh!! Hahahahahahaha...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?