Romansa Pensiunan..

Awal Bulan artinya menitipkan uang ke Bank dalam wujud tabungan, yang nantinya dibagikan kepada yang membutuhkan koyo to : mbayar utang, kreditan, lan liyo liyane, itulah fungsi gaji bulananku, tambal sana jebol sini. #Aku ora popo qiqiqiqi..

Pagi itu Bank BRI nampak ramai, karena masih tanggal muda sehingga banyak orang melakukan transaksi. Kuambil nomor antrian kemudian duduk, menunggu nomerku dipanggil. Nampak masih 9 orang lagi jatah antrianku datang.

Tiba-tiba mata ini terpaku pada sepasang suami istri yang sudah sepuh-sepuh. Bulan lalu saat menabung di Cabang Jetis ini sepasang suami istri tersebut juga sedang bertransaksi di tempat ini.

"NOMOR ANTRIAN 34" bunyi mesin otomatis memanggil. Seorang pemuda maju ke meja teller. Aku beranjak dan pindah di kursi yang ditinggalkan pemuda tersebut, sehingga duduk sejajar dengan Bapak yang kusebutkan tadi.
"Badhe ngantor mas?" Tanya Bapak tersebut ramah.
"Injih Pak", jawabku.
"Ngasto wonten pundi, meniko ajeng nabung?.
"Kulo nyambut ndamel wonten Sawitsari Pak..., meniko badhe nabung Pak, amergi menawi mboten kulo tabung, selak telas hehehehe"
"Lha enggih mas, leres, lare enem meniko betahipun kathah..."kata Bapak tersebut sambil tertawa.
Obrolan demi obrolan mengalir dengan akrab, sedangkan Istrinya sesekali menimpali dan tersenyum.

#NOMOR ANTRIAN 40"

"Wis Bapak ndisik wae sing jumeneng, mengko tak susul", kata istrinya. Berhubung kursi kami deretan paling depan sehingga tinggal sekali melangkah langsung menuju meja teller. Setelah memberikan buku tabungan, ktp dan entah kertas apa, si Bapak kembali ke kursi kami, beliau papah istrinya tuk dapat berjalan menggunakan tongkatnya dengan nyaman. Untuk orang sehat mungkin satu langkah ke meja teller sangat mudah. Namun untuk ibu sepuh yang terkena stroke jelas butuh perjuangan.

Sungguh pemandangan yang sangat romantis dimataku, saat sepasang suami istri masih saling setia menemani. Bergandengan tangan menguatkan antara satu dan yang lainnya.

Bapak tadi sempat cerita bahwa Ibu sakit stroke saat menjelang pensiunnya Bapak, sehingga Bapak bisa ngopeni istrinya.
"Pasti repot ya Pak menjaga dan merawat istrinya, apalagi gerah stroke?, tanyaku tadi.
"Mungkin repot mas, tapi saya yakin dulu istri saya lebih repot lagi mengurus dan mendidik anak-anak kami, ditambah masih harus repot mengurus suaminya yang keras kepala ini", kata bapak sambil tersenyum, dan menggenggam jari istrinya.
Mereka saling pandang dan tersenyum.

#NOMOR ANTRIAN 41"

"Monggo mas, duluan..." suara Bapak dan senyuman ibu menyapaku ramah membuyarkan lamunanku, mereka bergandengan untuk keluar dari Bank. Dengan tongkat di tangan kanan Ibu, sedangkan tangan kirinya dirangkul erat oleh si Bapak.

Iri melihat kemesraan yang mereka tunjukkan, pemandangan tulus yang tidak dibuat-dibuat.

Dalam hati berharap dan berdo'a, semoga kelak ada jodohku, yang akan tua bersama, saling mengisi, saling merepotkan, bahkan mungkin saling berantem, namun semua itu atas dasar cinta... Amien Ya Rabb..

"NOMOR ANTRIAN 42"

Giliran untuk dilayani teller...

Pak dan Bu, semoga Allah SWT selalu memudahkan hidup panjenengan sak keluargi.. Amien Ya Rab..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?