Aku dan Tulisanku....

Daftar teman yang ada di Facebook-ku ada 746 Orang, dari sebanyak itu mungkin hanya beberapa orang yang kenal dan teman secara nyata, selebihnya hanya kawan DuMay. Apapun itu tidak jadi masalah, banyak kawan banyak pemahaman tentang hidup.

Dari angka tersebut tidak semua tulisanya kutampilkan di berandaku, beberapa kusembunyikan, sekali lagi dengan per-maklum-an bahwa bukan benar-benar teman, jadi kadang tidak memahami dengan tulisan status yang ada, salah-salah aku memberikan komen yang tidak tepat. Bisa berabe.

Suatu malam aku membuka daftar teman-temanku yang ada satu persatu (pastinya yang tidak kutampilkan). Dari beberapa, banyak yang penghuninya sudah tidak aktif membuat tulisan apapun. Halamnya kosong, bahkan ucapan selamat saat hari kelahiran-pun tidak ditanggapi. Mungkin sang penghuni sudah jenuh ataupun memiliki kesibukan yang lebih nyata dari sekedar social media.

Ada sebuah nama yang dahulu sering berkirim kabar denganku, penasaran lama tidak ada cerita kubuka halamannya sekedar ingin tau kondisinya, mungkin jaman sekarang disebut KEPO (KEingin tahuan Prifacy Orang).
Halaman tersebut kosong pada Tahun 2014, tidak ada cerita di sana, kalaupun ada hanya foto-foto barang dagangan elektronik yang mengaku murah dan tidak begitu tau juntrungnya.

Tahun 2013 kubuka…
Ada beberapa ucapan yang tidak bisa dipercaya, ternyata dia sudah meninggal dunia. Tanpa aku mengetahuinya. Dalam hati kudo’akan agar sobatku tersebut Khusnul Khatimah.

Membaca beberapa tulisan yang pernah dia buat pada dinding Facebooknya, ada 2 hal yang pasti memiliki kesamaan. Tentang kebahagiaan dan kesedihan. 
Tema yang selalu klasik.

Tiba-tiba aku berpikir, jika pada Tahun 1977 saat aku dilahirkan, dan langsung bisa, dan langsung punya akun di jejaring social, entah sudah berapa buku yang kuhasilkan jika rajin meng-update status. Semua cerita akan secara tidak sengaja terekam disana. Memang tidak secara penuh, namun potongan-potongan status terkadang bagian dari kenangan sesorang.

Apa yang kita tulis disana suatu saat nanti akan menjadi bagaimana kita kelak akan dikenang. Sedikit banyak tulisan-tulisan tersebut sering kali adalah ungkapan hati, ungkapan rasa, bahkan betapa aku bercanda dengan keadaan. Dan juga doa tentunya. Itulah sedikit hal tentang gambaran si empunya akun.

Di Agamaku diajarkan bahwa tiap-tiap manusia segala amalan dan keburukan akan dicatat oleh Malaikat Raqib dan Atid, tulisan disana bukan hak kita untuk menulisnya, tulisan yang ada Hak dari kedua Malaikat yang bertugas tersebut, jangankan untuk menghapus, untuk meng-like saja kemungkinan tidak mungkin. Hanya pada suatu saat kelak itulah raport yang kita terima.

Apa yang kita lakukan, apa yang kita tuliskan akan menjadi sejarah tentang siapa kita sejatinya. Walaupun tidak secara utuh menggambarkan siapa kita, namun sekali lagi tulisan-tulisan tersebut cerminan akan seperti apa kita kelak dikenang.

Salam Sobat Semua….


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?