Ibuku Ajaib...

Sebenarnya tidak akan pernah ada habisnya untuk menceritakan keajabian seorang Ibu. Namun kali ini tiba-tiba kenangan beliau kembali hadir. Saat beberapa kali melihat tayangan yang bernuanas Ibu ditampilkan. Saat itulah perasaan haru biru muncul dengan sendirinya... Jika sudah begini hanya tissu yang mengerti tentang aku...

Ibuku lumayan ajaib saat mengajariku tentang cita rasa makanan.
Contoh simple, tatkala masih duduk di Sekolah Dasar, aku termasuk anak yang susah untuk disuruh makan. Sebenarnya tidak hanya disuruh makan, bahkan belajar, mandi, dan sebagainya tergolong susah hahai...
Suatu ketika Ibu membuat masakan telur dibumbu Bali. Alamak, itu adalah jenis sayuran yang sangat tidak aku suka. Telur saja aku sudah gak suka, ditambah bumbu Bali. Lengkap sudah penderitaanku. 
Jika sudah begini, pilihanku adalah jajan.
Uniknya, Ibu tidak marah saat aku tidak menyentuh masakanya. Bahkan Ibu tidak marah saat mengetahui aku jajan. 

Benar begitu??
Jangan salah, cara Ibuku marah tidak ditampakkan dengan mebentak-bentak, tapi beliau akan memasak hidangan yang sama berulang-ulang sampai aku mau memakannya.
Hari pertama mungkin aku akan bisa lolos dari masakan tersebut, dikarenakan masih punya uang jajan. Hari selanjutnya, biasanya Ibu mengurangi jatah jajanku. Sehingga mau tidak mau aku memakan telur yang dibumbui warna kuning dan pedas tersebut. Nasib.....
Kata Ibu "Belajar menghargai makanan, yang masak sudah capek-capek bikin, mbok yo dihargai...."
Itu yang aku ingat dari beliau....
Jika sudah begini, aku rasanya malu banget, dan gak lagi-lagi protes dengan yang Ibu masak.
Lucunya, saat Ibu tau aku gak suka masakan tersebut, berhubung aku sudah mau memakannya, Ibu tidak lagi memasak sayur yang sama.
Ah.... Ibu...

Hal ajaib lagi adalah, masakan haram.
Saat duduk di kelas 1 SMP, entah kenapa aku pingin banget dimasakan bab*. Heran kan? Sudah tau itu haram, tapi rasanya ingin sekali Ibu memasakan daging satu itu. Walhasil aku utarakan keinginanku ke Ibu. Dan hasilnya, benar saja aku dimasakan sayur bab* seperti yang aku minta.
Aku masih ingat, waktu itu sayur tersebut benar-benar hanya khusus buatku. Bapak yang mengetahui akan hal tersebut, beliau marah karena tau anaknya memakan makanan haram. Sedangan ibu hanya tersenyum.
Rasanya gimana??
Enak lho daging haram itu hehehehe...
Setelah Seminggu aku baru dapat kalimat sakti dari Ibu.
Ibu bilang gini "Sudah merasakan to daging tersebut? Ibu sudah masakin, tapiiiiiiii jangan minta masakan itu lagi ya. Karena itu daging yang diharamkan bagi agama kita. Sekarang sudah tau to rasanya, toh gak ada perubahan setelah memakannya. Paling nambah dosa karena memakan hal yang sudah dipantang....."
Lagi-lagi tergampar dengan kalimat beliau, unik caranya, tapi itulah Ibu-ku.

Itu baru contoh soal makanan, Ibuku memang ajaib saat mendidik-ku. Beliau bukan orang yang suka menghakimi, tapi beliau lebih suka mendorong aku untuk berpikir sendiri tentang baik dan buruk, dan konsekwensi yang didapatkan.
Ah Mom.....
I Miss You....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?