Tengah Januari 2014

Ada sahabat yang minta tolong untuk tinggal sementara dirumahku akan suatu alasan. Jadilah rumahku kembali ramai oleh kehadiran sahabatku dan ke 2 orang anaknya. Rumah yang biasanya hanya berisi suaraku akhirnya kembali dihiasi oleh ramainya Vivi dan anak-anaknya.

Mungkin karena diposisikan menjadi anak tunggal, dulu sering membuatku tidak nyaman jika rumah ditinggali banyak orang. Bahkan aku paling tidak suka anak kecil. Bagiku anak kecil itu sangat mengganggu dan berisik, apalagi jika sedang merengek-rengek, gak banget!!

Ternyata banyak yang berubah..

Kehadiran Vivi dan anak-anaknya merubah sudut pandangku.

Pagi hari adalah waktu seru dimana aku bisa melihat polah ibu dan ke 2 anaknya beraktifitas, Vivi sibuk menyiapkan sarapan pagi, sedangkan ke 2 anaknya sibuk menyiapkan segala hal guna menuju sekolah. Setengah jam waktu "heboh" itu berlalu dan rumah kembali sepi, setelah ke 2 anak tersebut mencium tanganku tuk berangkat ke sekolah diantar Vivi.

Pulang kerja rumah sudah ramai dengan ke 3 mahluk tersebut. Ada perasaa  aneh dengan itu semua, melihat 2 anak kecil berantem untuk hal yang tidak penting, dan seorang Ibu yang sibuk melerai dan sekaligus menyiapkan masakan untuk makan malam. Sungguh pemandangan yang ajaib, namun sangat menghiburku.

***

Pagi kedua mereka dirumah,

Aku terbangun jam 7 seperti biasanya, rumah ternyata sudah sepi. Anak-anak sudah berangkat ke sekolah diantarkan Vivi. Ada rasa sepi yang muncul, berbeda dengan hari kemarin saat aku bangun lebih awal yang penuh cengan keceriaan dan juga keribetan.

Kulangkahkan kaki menuju dapur tuk mengambil cangkir bermaksud membuat susu. Tak lupa bermaksud mencari ceret dan mengisi air tuk memasaknya, dan ternyata...

Ceretnya panas, sudah tersedia air panas untuk kemudian bisa kugunakan membuat susu. Bahkan sudah tersedia sarapan sekedarnya untuk menu makan pagiku.
Sungguh ada rasa haru dengan ini semua, inikah yang kebanyakan orang sebut indahnya berumah tangga? Ada orang yang diajak berbagi hati?
Haru itu semakin mengisi rongga perutku..

Sungguh kembali lagi ada pembelajaran hidup yang bisa kuambil dari kedatangan mereka.

Berharap akan ada jodohku suatu saat nanti, orang yang bisa sesekali kujadikan sandaran saat aku benar-benar letih, dan aku akan selalu ada untuknya saat dia membutuhkanku.
Berharap akan ada anak suatu saat nanti, yang akan melanjutkan cerita tentangku, cerita seorang Papi dari sudut pandangnya, bahkan jika mungkin sampai cucu....

Bapak dan Ibu memang telah meninggal pada Tahun 2013 kemarin, akankan cerita tentang mereka, ajaran cinta kasih yang mereka beri hanya berakhir padaku, atau cerita itu akan kulanjutkan?

Semoga cerita itu akan berlanjut, Amien Ya Rabb....

Komentar

  1. Amien ..amien..amien insyaallah (tetep semangat berdoane + usahane) pak boss

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?