Semacam cobaan...

Sepertinya malam ini genap Seminggu agak menderita buatku. Aku susah tidur.. Padahal aku biasanya mahluk Tuhan yang ngantukan...

Saat badan mulai merasa kurang nyaman aku sempatkan bekam di salah satu tempat bekam yang sering kukunjungi. Sudah cukup lama aku berlangganan di tempat Bekam tersebut. Dulu tempat itu buka di JL. Bantul, namun sekarang di daerah Jl.Lowanu.. Aslinya sama saja, pindah tempat tetap jauh dari rumahku hehehe. Well gak masalah yang penting sehat..
Salah satu alasanku bekam ditempat tersebut karena yang bekam adalah seorang Ustadz. Sering disela-sela acara bekam itu kami bertukar cerita, bahkan terkadang aku curhat ke beliau, tentang rumah tangga, tentang pekerjaan, tentang sepinya pasaranku sekarang, dan bagaimana trik dasaran yang baik dan benar halahhh *plakkk!! Nglantur...

Intinya banyak hal aku ceritakan ke beliau, karena walaupun beliau Ustadz tapi selayaknya kawan jika memberikan masukan, bahkan saat memberikan nasehat gak terasa jika itu suatu nasehat.
Cukup smart dan santun. Bravo Ustadz Fahmy..

Sala satu yang kuceitakan adalah keinginanku untuk mendapat momongan, yahhh bertanya kepada yang lebih duluan menikah gak ada salahnya, kali-kali dapat masukan. Dan ternyata benar saja, beliau merekomendasikan dr. Kandungan di daerah deket-deket Gudeg Permata.

Atas rekomendasi tersebut Seminggu lalu, kami konsultasi kesana. 
Malam itu antrian tidak begitu panjang, maklum konon katanya dokter tersebut seringkali harus antri lama, dikarenakan beliau hanya praktek Seminggu sekali.. Sajake dokter iki ra butuh duit hehehehe..
Sampai di nomor antrian kami, masuklah sepasang suami istri nan gendut menggemaskan ini. 
Dokternya perempuan menggunakan jilbab panjang. Gambaranku dari Ustadz Fahmy pikirku pasti "garing" dan kaku, ternyata tidak.. Orangnya enak, komunikatif dan mayan humoris.. 
Saat diperiksa USG Alhamdulillah rahim istri dalam kondisi bersih, tidak ada kista disana, bahkan gak ada gelas, cangkir, apalagi piring di dalamnya (uopohhhh ikiii!!??). 

Namun yang jelas memang kami (terutama Istri) mayan over weigh. Atau mungkin timbanganya udah dikasih pemberat dulu sama perawatnya? Entahlah... Tapi yang jelas aku 78kg dengan perut busung lapar, sedang Istri 1** (tak sensor angkane, yen bojoku maca ndak iso dikempit aku). Tur iso lhoo timbangane diakali sik karo perawate... Xixixixixi...

Sempat bertanya ke beliau, baiknya gimana? Kata dokter, promil dan diet gak bisa bebarengan. Harus konsen pilih salah satu. Kami memilih promil.

Dengan demikian dokter menganjurkan untuk mengganti pola makan saja, makan malam maksimal jam 6 atau jam 7 malam. Jika masih lapar saat malam diganti dengan buah..

Hasilnya?

Aku yang kebetulan buncit ingin juga mengikuti pola makan tersebut. Maklum jika aku tidak disiplin, nyonyah pasti ikut-ikutan. Apalagi kami sangat menyukai yang namanya makan malam.
U know!? Makan malam itu nikmatnyooo...

Duh langsung kebayang makan di gudeg yu mrengut (nama panggilan kami untuk bakule sing prengat-prengut) lesehan, gudeg ndog, ditambah sate brutu.... Duhhhhh juwarakkkkk!!!!

Sayang kembali lagi harus disiplin.. Buncitku sudah teramat sekseh...


Jadiii, malam ini aku gak bisa tidur karena lapar...

Bukan karena insomnia..

Hufttt....

Abottt..... Nite semua semoga mimpi makan kenyang...

Yogyakarta, jam 00.45 (sambil menatap toples kosong tak bertuan hiks...)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?