Bapakku...

Seorang kawan bilang, bahwa seni ketika merawat anak adalah melihat mereka tumbuh, besar, dewasa, dan bisa menjadi seseorang..
Waktu itu aku tanya, bagaimana dengan seni merawat orang tua?

Sungguh aku belum pernah tau rasanya merawat anak..
Tapi banyak bilang saat sudah menginjak tua kelakuannya seperti anak-anak. Untuk yang satu itu aku percaya.

Seperti saat seorang anak-anak penasaran dengan sebuah mainan, hingga sering kali mainan tersebut menjadi berantakan diutak-atik, sama halnya sebuah radio yang bapak bongkar, atau beberapa jam tangan, jam dinding, bahkan juga televisi yang jangan harap bisa dipasang kembali setelah dibongkar hehehe..

Untuk urusan mandi mungkin juga sama, Bapak kadang mogok gak mau mandi jika kurang ini dan itu yang membuatnya ngambek. Awalnya sering membuatku naik tensi, tapi berjalannya waktu, orang Jawa bilang "sratenane" sudah aku pegang. Bapak itu kalo punya keinginan simple, dan tidak mahal, tapi seringkali mendadak, itu yang jadi masalah. Dan kalo harus mencari yang Bapak inginkan, hasilnya ngantor kesiangan dan air panas buat siram Bapak dingin lagi hehehehe

Sama saat anak kecil sakit, pasti dia ingin sembuh, sama juga dengan Bapak. Suatu kali Bapak bertanya,
"Kapan aku bisa jalan lagi kayak dulu, mosok iyo kudu sehidup semati ra iso mlaku...?".
Sungguh, butuh waktu lama aku mencoba memberikan jawaban untuk Bapak. Kondisi sebelum jatuh dan patah tulang saja Bapak sudah kepayahan untuk berjalan, ditambah sekarang harus mengalami patah tulang, semakin memperburuk kondisi jalannya, belum pengeroposan tulangnya..
"Makannya Bapak makan yang banyak, dibanyakin berdoa juga, agar lekas sembuh..." hanya kalimat itu yang mampu kuberikan...
Dan memang kalimat itu yang paling ampuh kujadikan senjata saat Bapak mogok makan.

Beberapa hal yang membuatku salut disamping keinginannya untuk bisa sembuh, adalah ibadanya.. Bapak tidak pernah meninggalkan Sholat. Seringkali saat aku masuk kamarnya, Bapak dalam kondisi Sholat dengan kondisi yang dia mampu lakukan. Aku saja untuk urusan satu ini masih sering lemah, tapi Bapak... Subhanallah..

Mungkin kondisi Bapak tidak akan pernah sama dengan dulu, tapi semangatnya, ibadahnya, mengalahkan aku yang lebih sehat.

Jadi seni merawat orang tua adalah, saat membuat mereka berarti di usia senja dan juga tersenyum..
Sederhana, tapi tulus..

Love U Pak...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?