Rasaku...

Lebaran telah berlalu 3 hari yang lalu, suatu kebiasaan lama yang sering kulakukan berubah.

Malam takbiran biasanya Ibu sibuk dengan menyiapkan hidangan untuk ber-Lebaran. Segala macam atribut berbau Lebaran selalu ada, namun sudah sejak 2 tahun lalu aku memesan semua hidangan untuk tradisi berlebaran. Walaupun opor, ketupat, dan sambal goreng yang kami pesan enak, tapi masih kurang dengan ketidak hadiran cinta Ibu dimasakkanya.

Tahun ini kembali lagi aku memesannya, jika tahun lalu hidangan yang kami makan bukan masakan ibu, tetapi beliau masih menyantapnya di tengah-tengah kami semua, sedangkan tahun ini, aku sangat kehilangan rasa itu, beruntung masih ada Bapak, walaupun dengan kondisinya sekarang...

Tradisi nyekar biasanya kami lakukan setelah Sholat Ied, mengantar Ibu ke pemakaman Sendowo, dimana Eyang dimakamkan. Tahun ini giliranku nyekar ke makam ibu. Rasanya sangat berat..

Inilah hidup dan kehidupan, ada yang datang, ada yang pergi, harus mau jatuh, bangun, bangkit, dan seterusnya..

Terkadang dalam benakku berpikir, dalam hidup ini apa yang aku ingin raih sedikit banyak sudah terwujud, namun saat hal itu terwujud Ibu belum lama menikmatinya.
Hal yang sering mengusikku adalah rasa dimana kesepian datang. Dulu aku tidak pernah mengalaminya, tapi kini hal itu sering mengusikku...

Bapak adalah alasan utamaku kini harus tetap semangat untuk melanjutkan hidup. Walaupun terkadang merasa lelah, tapi aku hanya ingin Bapak tersenyum dengan caranya.

Sampai saatnya nanti Bapak akan menyusul Ibu, aku berharap Bapak bisa tersenyum, sehingga tugas dan kewajibanku atas amanah alm.Ibu kulakukan dengan baik.

Semoga....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?