Puasa Babe Th 2013

Sampai Ramadhan ini kondisi Bapak masih belum pulih, aktifitas sebagian besar di kamar, hanya di kasur, karena untuk jalan masih kesusahan.

2 hari sebelum Ramadhan Bapak bilang kalo belum sembuh, maka tidak menjalankan ibadah puasa dulu, dan aku mengiyakan, karena memang kondisi beliau..

Aku mengikuti keyakinan untuk berpuasa Ramadhan pada hari Selasa, beda dengan Pemerintah (maklum bukan PNS hehehehe...). Menginjak hari ketiga Ramadhan,
Bapak tanya "lho saiki wis poso to? Lha kok aku ra dikandani"
"lha katanya kalo belum sembuh gak puasa", jawabku.
"lha iki ketoke seumur hidup ra mari iki, sesuk tak poso", gitu kata Bapak.
Disatu sisi geli, disisi lain salut dengan tekad Bapak untuk berpuasa.

Pagi jelang sahur keesokannya, sekitar jam 2 dini hari Bapak mulai teriak-teriak,  aku kaget terjaga dari tidur bergegas ke kamar Bapak, ternyata Bapak hanya minta sahur, lah Pakkkkk imsyaknya aja masih luamaaaaaa jam 4.20...
Dan kata Bapak "ya wis turu maneh wae, mengko sahur jam 3...." hualahhhhh palaku dah terlanjur puyeng....

Bapak puasa, artinya harus siap dengan permintaan macam-macam, dan benar dugaanku, jam 13.00 wib Bapak sudah "ribut" minta yang kolak lah, gorengan lah, dan sebagainya, padahal yang jualan aja belum buka Pak-eeeeeeeeeee........

Pernah saat sahur tiba-tiba Bapak memanggilku, bergegas kutinggalkan aktifitas sahur, dan ternyata..
"tulung golekke endog nang ngisor longan, soale mau endog-ke tak iris malah mrucut, njur mlayu nang ngisor longan..."
Huaduhhhhh dan aku harus mencari si endog alias telur yang melarikan diri tersebut, begitu dah ketemu telur itu tidak boleh dibuang. Kebiasaan Bapak dari dulu tidak suka membuang makanan, walhasil si telur aku rendam dulu menggunakan air mendidih, untuk kemudian kukembalikan ke piring Bapak...
Ealahhh Bapakku jiannnn....

Bermacam kejadian aneh-aneh disetiap sahur dan buka pada Ramadhan tahun ini, sering membuatku tersenyum, kadang juga buat palaku sakit...

Sampai akhirnya penghujung Ramadhan, pagi jam 3.30 seperti biasa Bapak sudah memanggil namaku, kali ini Bapak sedikit marah, karena terlambat 30 menit dari waktu biasanya...
"walah selak imsyak iki, iso ra poso aku..."
"Pak-e iki wis Riyoyo, iki wis Bodo", jawabku.
"ha yen bodo njur aku ra oleh sahur? Niat ra iso poso", jawab Bapak.
"Halloooooo Pak-eeeee iki Bodoooooo, alias Lebarannnnnnn, jadi gak boleh puasa....".
"ooooo wis Bodo to? Kok aku ra krungu Takbiran", jawabnya sembari menyalakan radio mencari acara Takbiran, setelah mendapatkan yang dicari baru Bapak percaya, ealahhh Bapakkkkkkkkk...

Love You Pokoke Pak-e......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?