Nasehat Bukan Menghakimi

Paling enak adalah mendapat nasehat dari orang yang pernah mengalami atau melakukan kesalahan yang akan dinasehatkannya, dia menjadi contoh konkrit, bukan hanya sekedar memberi nasehat dengan contoh fiktif...

Memang tidak harus juga melakukan suatu kesalahan dan ketololan baru bisa memberikan nasehat, tapi sekali lagi rasanya beda.

Salah satu contoh,
Pernah dulu aku ngomel-ngomel bahkan marah-marah gak jelas, alih-alih mo memberi nasehat pada seorang kawan yang kecanduan merokok. Badannya kurus dan sempat terserang TB, tapi tetep aja tidak mempan walaupun sudah dinasehatin tuk berhenti merokok.
Waktu itu kupikir dia yang bebal, tidak bisa mendengarkan nasehat orang...
Tapi itu dulu....

Sekarang, setelah aku juga mengalami hal yang kurang lebih sama, jadi paham akan "rasanya" dapat nasehat seperti itu, mending mau mendengarkan, asbak tidak melayang ke muka aja sudah bagus hehehehe. Bukan inti dan isi dari nasehatnya, bukan dengan, dan dari mana nasehat itu berasal, tapi lebih kepada bagimana cara menasehati. Isi dan inti nasehat pastilah demi kebaikan, tapi dengan cara yang tidak tepat, malah bisa menjadi bumerang...

Dulu jaman belom kenal dengan rokok, akan dengan sangat kejam dan sok tau ala-ala dokter ketika berusaha menasehati seseorang tuk berhenti merokok, kalo sekarang? Jangankan menghakimi, untuk melarang saja sepertinya tidak perlu. Hanya cukup berbagi, saling mendengarkan, dan ber empati. Karena sesama pecandu rokok, akhirnya lebih bisa mengena, bahkan aku pribadi bisa mengambil hikmahnya, tapi apakah itu membuat kebiasaanku merokok berhenti? Sampai berita ini dilaporkan masih belum bisa hehehehe....

Tapi bukan itu intinya, kembali lagi bahwa sering kali ketika ada teman minta pendapat atau nasehat, lebih bisa memposisikan diri sekarang, tidak perlu menghakimi, cukup dengarkan, ber empati, dan cari solusi yang terbaik... Thats it..

Contoh yang lainnya,
Ketika kawan baikku yang sudah punya anak 3, ternyata istrinya hamil lagi, dengan tanpa pikir panjang dan berusaha kasih saran,
"gunakan kondom..!!"
Dan mendapat jawaban
"gak enakkkk....," jawab kawanku..
Nah dengan demikian, apakah aku juga harus mencoba dulu, baru sharing, kemudian duduk bersama dan mencari solusinya?
Ku kira bukan hanya asbak yang akan terlempar di mukaku, bisa bisa mukaku pindah ke pantat, dan badanku remuk dimutilasi di rombak kawan baikku ini, hahahahaha...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..