Sakit...

Sakit,
Jika mendengar atau membaca satu kata itu pasti semua orang menolaknya. Siapa si yang mau sakit atau dalam kondisi sakit? Bahkan posisi kesakitan dan tersakiti juga ogah. Jadi siapa mau sakit?

Saat seorang kawan berulang tahun, mantra sakti yang kujadikan sebagai ucapan adalah "Semoga Allah SWT memberikan kesehatan...", baru embel-embel kebahagiaan, kesuksesan, dan lainnya, menyusul di belakangnya. Sebegitunya utama yang namanya sehat, dan sebegitu mahalnya sehat saat sudah sakit..

Jatuh pada posisi sakit artinya beberapa hal menjadi berkurang, bukan hanya konsentrasi, bahkan seringkali otak dan hati tidak sinkron, semua hal berasa salah. Hebatnya ada satu hal yang kompak disaat sakit, kembali pada-Nya.
Berdo'a...
Memohon untuk diberi kesembuhan pada-Nya.
Pertanyaannya adalah, kalau sudah diberi kesembuhan, masihkah ingat pada-Nya? Atau simple aja, jika sudah sembuh pernahkah berterima kasih karena susah diberi kesembuhan?

*****krik krik krik.... (sepi...)

Well,
Aku bukan orang yang tinggi ilmu agamanya, aku biasa saja, hanya orang biasa yang jauh dari sempurna. Tidak pandai ilmu agama, jadi tidak akan koar-koar agamis..

Sering kali disaat jatuh sakit justru aku merasa saat itulah dekat banget dengan Sang Khaliq. Bisa khusus curhat pada-Nya, merasa bahwa hanya aku ciptaan-Nya, ngerasa aman dalam "dekapan-Nya". Sering kemudian timbul kesadaran bahwa esok saat sehat akan beribadah kepada-Nya. Selalu seperti itu.
Over and over again... Again... And again....

Dijalani saat dah sembuh?

Seringnya ya kembali lupa saat sudah sehat, janji untuk beribadah kembali bolong-bolong lagi, kembali lupa bahwa raga ini hanya titipan-Nya, aku hanya berhak menggunakan sampai batas waktunya nanti. Yang ada bukan merawatnya, terkadang kubuat sakit dengan mengkonsumsi hal-hal yang sebenarnya merusak badan dan menjadikannya sakit..

Menurutku hikmah dari sakit selain bisa merasa sangat dekat dengan-Nya, adalah tubuh bisa istirahat. Istirahat dari hal-hal yang tekadang memang tidak perlu dilakukan. Rehat dari sekedar pergi ke tempat-tempat yang tidak perlu dikunjungi dan menghabiskan uang (PLAKKK!! gampar diri sendiri hahaha), bahkan bisa ngaso dari menambah pundi pundi dosa karena ngomongin orang lain yang berasa busuk banget dibanding aku *PLAKKK gampar lagiiii..

Apakah harus sakit untuk bisa dekat dengan-Nya? Aku berharap tidak. Semoga dengan kesehatan yang diberikan Allah SWT justru mengingatkanku arti pentingnya ibadah, ibadah menurut Agama yang dianjurkan, ataupun berbuat kebaikan, walaupun baik menurutku belum tentu baik menurut orang lain. Apapun itu biarkanlah Allah SWT dan para Malaikat asisten-Nya yang bertugas.

Mumpung raga ini masih bisa diajak kompromi, waktu masih diberikan, hembusan nafas belum berhenti, semua hal ini masih bisa kunikmati, berharap bisa menjadikan kebaikan sebagai keutamaan, bukan sebaliknya. Karena aku yakin dengan kebaikan yang kita tanam, ada nilai ibadah di dalamnya.

Semoga...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?