Firasat..

Sabtu pagi sebelum kuberangkat kerja, tiba-tiba Bapak minta dicukur botak, dipotong kukunya, dipotong kumisnya, jenggot, dan juga minta dimandikan. Biar bersih katanya, saat mendengar permintaan tersebut sontak dada ini berdesir gak karuan...
Apakah ini firasat?
Atokah ini permintaan terakhir?
Ya Allah.. Kuatkan aku....

Minggu pagi kumulai satu persatu permintaan Bapak. Pertama-tama kuku-kuku yang panjang kubereskan, baru kemudian mempersiapkan segala hal untuk memotong rambutnya. Sengaja potong rambutnya belakangan, supaya Bapak tidak terlalu lama kedinginan jika sudah dibotakin. Bahkan sebelum memotong kukunya, air mulai kumasak dengan api kecil, dengan harapan bisa masak berbarengan dengan proses penggundulannya nanti. Se sederhana itu pemikiranku. Agar beliau tidak menggigil..

Cliper sudah kusiapkan dan siap membuang semua rambut Bapak seperti yang beliau inginkan. Sengaja aku percepat seluruh proses pembersihannya, lagi-lagi mengingat cuaca hujan di Jogja, masih teringat beberapa saat lalu beliau kedinginan saat kumandikan, apalagi ini dengan kepala botak.
Kelar bagian kepala, mulai kubersihkan kumis dan jenggotnya, bersih tanpa sisa..
Ceret berbunyi bak peluit membuyarkan lamunan saat melakukan aktifitas pagi tersebut.
Pas, dan berbarengan dengan selesainya semua kegiatan potong memotong..
Kusiapkan secangkir teh panas dan kuletakkan di meja kamarnya terlebih dahulu, dengan harapan lagi-lagi agar bisa diminumnya setelah mandi. Agar hangat.
Dan akhirnya tugas terakhir pagi tersebut kumulai, mandi pagi untuk Bapak di musim hujan yang cukup dingin atas permintaanya. Semua kubasuh dengan air hangat tanpa tersisa, sabun bayi yang kubeli sebelumnya sengaja kugunakan agar lebih mudah membersihkannya.
Dan semua selesai.
Bapak sudah bersih, dan sudah wangi.
Segera kuberikan baju ganti dan juga memakaikan kembali popok untuknya. Teh yang mulai berkurang panasnya mulai kuberikan dan diminumnya, tak lupa sarapan pagi.
Seperti yang kurencanakan, Alhamdulillah semua dimudahkan.

Kembali terbaring Bapak tidur dan kubungkus dengan selimut tebal. Hujan diluar membuatku sedikit khawatir.
Mata ini tak henti-henti menatap wajah Bapakku yang menurutku menjadi bersih, bahkan mirip bayi...
Ahhhh semoga inipun hanya ilusi mataku, kuyakinkan bahwa ini bukan apa-apa..
Dan akhirnya Bapak tertidur...

Sesekali kutengok kamarnya tuk memastikan semua baik-baik saja, sampai akhirnya waktu makan siang.
Alhamdulillah tidak ada hal yang aneh...

Mungkin aku sudah terlalu diracuni sinetron TV, atau mungkin aku memang terlalu lebay, entahlah.. Yang pasti satu hari itu akhirnya berlalu, dan rasa khawatir inipun sirna...

Ahhh Bapak kelihatan bersih sekarang...

Sehat selalu Pak....

Semoga ini bukan pertanda, pun jikalau benar, Insyaalah aku ikhlas..
Yang terbaik untuknya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?