Ompol...

Menurutmu Hukum Karma itu ada tidak? Menurutku bukan Karma, tapi aku lebih percaya bahwa semua hal yang telah kita tanam, suatu saat nanti akan kita panen, kebaikan ataupun keburukan. Kira-kira begitu.

Sejak kecil aku itu jago ngompol, maka sebenarnya tidak begitu kaget dengan ponakanku (Raka) yang juga mengikuti jejakku. Atay mungkin ciri-ciri orang sukses itu harus ngompolan, haaaaaaaaaaaaaa*PLAKKK!!

Sejak orang tua kandungku meninggal, aku beberapa kali ikut orang. Dari saudara dekat, saudara jauh, sampai akhirnya diadopsi oleh yang bukan saudara sama sekali.
Satu hal yang tidak pernah aku lupakan ya itu tadi, ngompolan!!
Berbagai cara sudah dilakukan, semua perintah aku turuti, dari yang meminimaliskan guyon menjelang malam, pipis sebelum tidur, sampai kaki ditaruh diatas, dengan harapan ya biar gak ngompol. Tapi tetep saja, dimanapun, dan kapanpun ngompol!! *heran juga ya, cara-cara gak jelas gitu emang bisa membuat tidak ngompol? Hihihi..
Biasanya ritual ngompol itu dialami dengan mimpi, di dalam mimpi tersebut aku entah sedang ngapain, tapi diakhiri dengan pergi ke suatu tempat untuk pipis. Entah itu di toilet, di sungai, di kebun, dan sebagainya. Tapi anehnya malah belum pernah sekalipun dalam mimpi untuk pipis di kasur, gak pernah sekalipun. Jadi kurasa tidak salah juga kan? Namanya terbawa mimpi hahahahaha...

Jika semua hal harus kulakukan agar tidak ngompol, beda dengan yang merasa terganggu dengan ompolku. Dari urusan pasang perlak, plastik, dan demi apapun ditempuh, tentu saja agar kasur tidak basah oleh genangan cairan pesing. Uniknya, justru saat semua "atribut" tersebut dipasang, malah tidak ngompol. Saat berasa sudah aman dan melepas piranti perlindungan tersebut, ngompol lagi, piye jal??...
Dan kebiasaan itu berlangsung hingga awal masuk SD kelas 2.
Beruntung saat aku diadopsi kebiasaan ganjil itu berhenti, mungkin aku sudah dikembalikan ke rumah Paklik jika masih ngompolan waktu itu haha..
Kalo jaman sekarang mungkih tidak begitu repot saat harus menjemur kasur yang busa, tapi jaman dulu masih menggunakan kasur dari kapuk. Betapa berat untuk menjemurnya, ditambah butuh waktu lama untuk mengeringkannya, belum lagi cucian jadi numpuk, plus aroma sedap yang ditimbulkan, kurang banyak gimana coba penderitaanya!!?? Semua karena ompol...

Sekarang, semua hal yang dialami oleh semua saudara yang dulu kurepotkan dengan ompolku, akhirnya harus kujalani.

Akhir-akhir ini Bapak mulai sering ngompol, awalnya memang membuat aku sering emosi jiwa. Namun karena banyak hal, salah satunya kondisinya yang memang sudah renta, sehingga emosi itupun hilang, mbuh nang ndi ilange...
Hal pertama yang kulakukan adalah memasang Vinil pada kasur, kemudian kututup dengan sprei, pertimbangannya agar kasur busa tidak basah. Masalah muncul saat musim hujan gini, betapa cucian sprei tidak mudah kering. Kalo sudah begini kupasanglah pampers. Dan ternyata pampers sering melayang dibawah tempat tidur karena menurut Bapak tidak nyaman, sehingga tetap saja harus terima nasib untuk kerja bhakti hihihihi...

Nah jika sudah begini, memang saatnya aku harus belajar menghormati dan menghargai, serta membalas budi dari semua orang yang dulu pernah kuompoli kasurnya, bahkan jika perlu sambil "ngudang"...
Tau ngudang gak? Kalo orang jawa itu suka menyanyikan lagu kepada anaknya, atau anak kecil, dengan nada yang sama dan dengan syair yang unik, kurang lebih begitu. Dan akibat ngompolku aku sering dikudang, lagu "kudangan" yang sering kudengar begini,
"alah cacuk cacuk alah gambeng..." terussss berulang-ulang dinyanyikan, seolah-olah mentertawakan hasil ompol dari cacukku hihihi..

Berhubung sekarang Bapak yang sering ngompol, sepertinya tidak salah jika saat mengganti sprei dan bajunya yang terkena ompol, akan kulagukan kudang tersebut...

Tak kudang Pakkk....
"alah cacuk cacuk, cacuk geyong, geyong gambeng...."
Ayo Pak, ngompol lagi gak papa, spreinya masih 2 yang kering hahahaha..

Love you Pak..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?