Universitas Alam Raya..

Selalu ada nasehat luar biasa yang kerap singgah bagi siapapun, kalimat sakti tersebut adalah "yakinlah akan ada hikmah dari sebuah kejadian, meski kejadian yang buruk sekalipun".
Kembali lagi kepada kita, mau atau tidak untuk belajar arti hikmah yang tekandung di dalam setiap peristiwa tersebut.

Merenungi perjalanan hidupku, kurasa Tahun-Tahun terakhir ini adalah Tahun yang luar biasa berat bagiku, namun juga Tahun yang penuh dengan pembelajaran hidup yang luar biasa. Bukan suatu hal yang mudah saat awal harus melaluinya, namun kembali lagi saat mau sedikit menundukkan diri, menjalani, memahami tiap peristiwa, dan berpikiran baik kepada Sang Pencipta, maka kebaikan yang luar biasa yang di dapatkan.
Subhanallah...

Jika masa SMA-ku harus kulakoni sebagai loper koran sebelum ke sekolah, betapa hari yang sangat melelahkan untuk berbagi waktu. Namun sekarang justru aku merasa itu waktu yang indah, sangat indah...
Pagi saat semua orang masih terlelap dalam mimpi, aku sudah harus mempersiapkan lembaran-lembaran koran untuk diantar dari satu rumah ke rumah. Hal manis dimana aku justru bisa dan sering mengkumandangkan Adzan Subuh di Mushola sebelum akhirnya kupacu sepedaku berkeliling.

Atau kejadian lain, sewaktu Ibu diharuskan operasi pasca tulang pahanya patah, betapa aku merasa dunia sangat runtuh. Warna warni di dalamnya semua menjadi abu-abu dan kusam. Bagaimana aku harus pontang panting mencari dana yang sangat banyak, dengan hutang yang menumpuk, perlahan dan pasti semua itupun menjadi bagian indah dariku. Betapa apapun yang kulakukan, bahkan angka yang kukumpulkan dari hutang tersebut tidak sebanding dengan kebaikan, cinta kasih, dan juga pengorbanan Ibu. Meski beliau bukan Ibu kandungku, namun yang pasti cinta kasihnya sangat luar biasa..
Tersenyum saat teringat betapa sempat ingin bunuh diri hanya berusaha lari dari tanggung jawab membayar hutang..

Tahun ini kembali pelajaran yang luar biasa dari kata yang sering disebut "sabar".
Sulit, itu adalah bayang-bayang yang langsung kuyakini pasca Ibu meninggal. Bagaimana aku harus merawat Bapak seorang diri. Namun sore ini dalam renunganku menjadi senyuman. Inilah saatnya untuk membalas kebaikan mereka. Mungkin yang kulakukan ini hanya seujung kuku dari apa yang pernah mereka lakukan padaku. Dari Bapak, aku benar-benar diberi mata kuliah sabar yang luar biasa. Jika perpikiran sulit, niscaya hanya kesukaran yang kudapatkan. Namun ternyata menjalaninya dengan melihat setiap peristiwa, sungguh suatu hal terbaik buatku.
Jika mungkin kini aku harus sering terjaga tiap-tiap malamku tuk sekedar membantu Bapak duduk, atau mengganti popoknya yang basah, mungkin begitulah hal yang dilakukan oleh alm.Bapak dan alm.Ibu kandungku dulu. Mungkin karena aku belum sempat mengenal kedua orang tua kandungku, sehingga inilah paparan cerita yang harus kulihat, kusaksikan, kujalani, agar bisa memahami bahwa tidak mudah menjadi Orang Tua. Bahkan itu baru secuil hal yang baru bisa kupahami.
Betapa masih banyak peristiwa lain yang aku tidak sadari bahwa banyak ilmu di balik peristiwa tersebut.

Maaf bukan ingin mendapat simpati ataupun pujian, yang kulakukan hanyalah kewajibanku seorang anak. Jika ada yang bilang toh bukan Bapak kandung, anggap saja kewajibanku kepada sesama manusia. Ikhlas dan tidak biarlah Allah SWT yang menilainya, yang penting aku sudah menjalankan peran sebaik yang bisa kujalani.

Perjalanan masih berlanjut, terima kasih Ya Rabb untuk keindahan ini. Keyakinan bahwa Engkaulah Maha Guru yang luar biasa, membuatku tenang.

Ilmu justru sering didapat dari hal-hal yang datang kepada kita dalam wujud cobaan. Inilah hidup di alam raya, banyaknya warna membuat hidup lebih indah. Resapi dan syukuri..

Terima kasih untuk suport dari sobat-sobat terkasih...
Gusti Allah SWT membalas kebaikan kalian...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?