Selalu Ada Ilmu Dalam Setiap Kejadian

Peranan menjadi Ayah untuk Bapakku harus kujalani sekarang, bukan hanya sekedar urusan merawat beliau namun juga berhubungan dengan masalah kemasyarakatan.

Jujur sejak dulu aku kurang begitu antusias dengan acara sosialisai di kampung. Pengalaman dimana kami menjadi kontraktor (pindah-pindah rumah kontrak), membuatku selalu kurang nyaman untuk sekedar kumpul-kumpul dengan warga sekitar. Sadar bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus bermasyarkat, namun bukan serta merta membuatku bisa mudah masuk di dalamnya. Perasaan canggung selalu meliputiku. Dimana menjadi warga baru itu selalu menjadi sorotan..

Kegiatan warga, terkadang membuat kaki ini enggan melangkah. Kaku, dan kurang nyaman. Berasa semua mata memandang padaku. Yakin bahwa itu semua hanya perasaan lebay yang ada di otakku.
Pelajaran demi pelajaran hidup kini memaksaku untuk mau menjalani ini semua. Bahkan mungkin ini adalah hal terbaik yang harus kujalani. Andai dari dulu bisa mau lebih bisa menikmatinya.
Perasaan tidak nyaman muncul seringkali saat terlalu seringnya berganti-ganti domisili, belum lama kenal dengan tetangga sudah harus kembali menjalin silaturahmy dengan penduduk baru lagi, yang notabene harus belajar memahami orang dari titik nol, bukan hal yang mudah...

Kalau dulu semua hal ini dilakoni oleh Bapak dan Ibu, namun sekarang perananku-lah yang mulai dituntut. Lumayan asing pada awalnya, apalagi berhadapan dengan para pini sepuh yang memiliki pemikiran yang pasti berbeda pula.
Berusaha menjadi pendengar yang baik, cukup duduk, merokok, dan berbasa-basi. Senyum dikit jika ada pembicaraan yang tidak atau kurang berkenan.
Tujuanku hanya satu, belajar berperan menggantikan Bapak. Kini aku sudah menjadi kepala keluarga di rumahku.

Di usiaku kini, saatnya mulai berpikir layaknya kepala keluarga. Bahkan berpikir layaknya seorang Bapak untuk anakku. Bukan sebuah pencitraan, namun lebih kepada saatnya bersosialisasi kepada masyarakat dengan baik dengan caraku. Pasti sangat berbeda ketika berkumpul dengan warga dibanding dengan teman seusia. Harus bisa menjadi warga yang baik.

Ternyata jika mau sedikit mengambil hikmah dari semua kejadian, betapa setiap waktu banyak ilmu yang selalu kudapatkan. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah untuk semua keindahan ini. Belajar dan terus belajar, membuka pikran dan pandangan hidup lebih terbuka dengan semua hal.
Inilah hidup, tidak harus selalu benderaku berkibar, harus bisa merunduk untuk berkibar bersama...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?