Gaya Hidup Tidak Bertanggung Jawab.

Tahun 2000an dunia onlen belum sepesat sekarang. Tahun itu masih kuingat orang punya ponsel masih jarang. Kehadiran teknologi yang baru hits adalah internet, yang biasa aku akses melalui warnet.

Bisnis warnet ini sangat menjamur. Bahkan banyak yang memberikan fasilitas "lebih" pada ruangannya. Dari yang sekedar bilik standar dengan sekat kain, sekat triplek, bahkan yang berdinding rapat.
Tujuannya apa? Kenyamanan prifacy pastinya. Dan hampir semua tempat model begini aku sudah coba.

Jauh sebelum ada Wasap, BBM dan sejenisnya, ada Yahoo Messenger, dan MiRC. Semakin canggih ada mig33. Yang seangkatanku pasti tau dengan semua aplikasi tersebut. Kecuali orang-orang lugu dan lurus dalam hidupnya. Berbahagialah anda..

Usia 30 Tahun adalah usia keemasakan bagi seorang pria. Aku pernah baca, saat usia 30, pria harus mulai punya fokus dalam hidup. Sudah harus bisa menentukan arah hidupnya. Saat itu aku masih terbuai dengan "palsunya" hidup berselancar si dunia maya. Bahkan usia puncak dimana merasa sedang dalam kondisi prima, banyak yang suka, banyak yang menawarkan cinta, dan banyak kepalsuan di dalamnya, tapi gobloknya aku suka.

Kalo diingat-ingat lucu juga, bisa gak kenal dengan orang, hanya bermodal chatingan, cocok, angkut, tidur.
Bangga saja dulu, saat bisa melakoni hal yang sangat tak bertanggung jawab itu. Bahkan bisa ketawa saat bangun pagi hari di kamar orang. Pulang harus mengendap-endap.
Njijiki ya? 
Tapi itulah aku. Aku pernah mengalami yang seperti itu.

Hidup berjalan, sampai akhirnya kedua orang tua angkatku meninggal. Sempat berpikir untuk memulai eksperimen gila lagi. Tanpa batas, sangat bebas.
Hasilnya?
Aku malah merasa hampa dengan hidup tanpa tanggung jawab. Aku butuh tanggung jawab lebih. Bukan hanya fun sesaat, kemudian usai.
Aku ingin menikmati masa tuaku bersama pendamping halal-ku.
Alhamdulillah, yang sehina akupun akhirnya mendapatkan jodohnya.
Bahkan mau menerimaku apa adanya. 

Beberapa waktu lalu ada sejenis iklan tentang aplikasi pertemanan di dunia maya. Iseng aku instal aplikasi tersebut, dan wow... Gak lama sudah muncul notifikasi dari beberapa orang yang suka. Dan walaaaaa...
Rata-rata sapaan sama. Bentuk pujian hanya berdasarkan foto yang tampak di profile.
Yakinlah gak semuanya begitu peduli dg siapa anda. Tapi lebih pada berharap itu foto profile asli, ingin dekat, bahkan lebih. Ujung-ujungnya ya ajakan ber syahwat. 
Jangan berpikir istimewa, tapi yakinlah itu hanya rayuan random yang datang, memancing, iseng-iseng berhadiah. Gak perlu baper. Apalagi berharap lebih.

Auto uninstal aplikasi tersebut, ada rasa malu, ada rasa bangga juga ternyata masih laku hahaha, namun ada rasa miris. Perkembangan teknologi sudah sangat pesatnya, sangat instan.
Tidak akan menghakimi siapapun, hanya sedikit berpesan, berlakulah bertanggung jawab dengan pilihan. Jika sudah terlanjur free se*, use condom gaes, banyak penyakit dari gaya hidup yang salah.
Sudah ada beberapa kawan baik yang berpulang dengan urusan penyakit akibat pergaulan bebas.

Menjadi "laku" sebagai kencan semalam rasanya sudah terlalu basi pada jaman ini, dan rasanya tidak elok jika seluruh dunia kenal dengan alat vitalmu, bukan konsumsi umum, berlaku bertanggung jawab lebih menantang. 
Halalkan baru menikmati surga dunia dengan pasangan.
Itu lebih nikmat..

Well hidup memang pilihan. Aku termasuk yang agak terlambat dan sempat terlena lama dengan gaya hidup gak bertanggung jawab. Yakinlah semakin menikmatinya, semakin jauh dari rasa puas. Yang ada semakin ingin merasakan yang lainnya.

Mendobrak zona nyaman ke dalam pilihan hidup berumah tangga memang bukan perkara mudah. Tapi aku merasa lebih menantang di dalamnya. Ada ibadah, ada ketenangan, dan ada pelajaran yang selalu baru. Yang jelas selalu ada doa dari orang terkasih.
Indah kan!!??

Well, pilihlah dengan tanggung jawab apa yang telah menjadi pilihan kita.

Malam..

(KadungTrisnaKidungAsmara)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?