Pergi Dan Sampai Jumpa..

Berapa kali anda melayat? 

Rasanya sudah berkali-kali jika ditanya dengan pertanyaan ini.
Aku pribadi, aslinya tidak suka dengan yang dinamakan melayat atau takziah. Salah satu alasanya, saat melayat sering kali ajang reuni dalam waktu yang tidak tepat. Berkumpulknya persaudaraan dalam suasana yang tidak enak.
Kedukaan.

Well, maut tak dapat ditolak, semua orang pasti akan mati. Mati yang seperti apa yang diharapkan nanti, hanyalah Hak Allah yang Maha Mengetahui.

Jika pertanyaan aku ganti dengan berapa kali anda mengantarkan seseorang untuk pergi dan tak kembali? Pasti beragam jawaban.
Aku pernah mengantarkan suatu kepergian yang indah dari almahrum Babeku. Beliau berpulang saat aku diijinkan Allah SWT memohonkan doa di sampingnya. 

Namun aku juga pernah mengantarkan kepergian orang yang terkasih pergi dalam keadaan kurang indah. Detailnya tak perlu kusebutkan disini, banyak hati yang harus kujaga. Namun yang jelas, setiap kejadian aku selalu ingat baik dalam pikiranku.

Bahkan aku pernah dalam posisi ajaib dalam satu hari. Malam mengantarkan sahabat mendampingi ibunya berpulang, paginya menemani sahabat istrinya melahirkan.
Kontras kan.
Ada yang pergi dan ada yang datang.
Ada kesedihan ada kebahagiaan.

Kata nabi, kita harus mempersiapkan diri dan siap kapanpun saat diambil. Dan terkadang meninggal itu datangnya tiba-tiba. 
Akan meninggalkan "kejutan" dan hidup baru yang tertinggal.

Inilah hidup ada saatnya pergi dan sampai jumpa kembali.

Ingin dikenang seperti apa kita nanti? Tergantung apa yang kita lakukan semasa hidup.
Pilihan selalu banyak, dari banyaknya pilihan, tetaplah memilih yang baik.
Baik menurutmu, hatimu, dan keyakinanmu.

(Kadung Trisna Kidung Asmara)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?