Terjaga..

Dan malam ini aku terjaga, bedanya jika malam-malam sebelumnya mendengar suara lirih Bapak dalam tidurnya, ataupun panggilan karena meminta bantuan, kali ini suara berderak. Sontak pikiran ini tertuju ke kamar Bapak, bergegas menuju kesana, dan berharap tidak terjadi apa-apa.

Gelap kamar Bapak membuat mata ini harus menyesuaikan sebentar tuk dapat melihat dalam gelap, namun karena sudah sangat hapal dengan situasi kamar beliau, tidak sulit untuk sekedar menemukan saklar lampu. Bapak sudah berada di lantai, tepat di celah antara tempat tidur dan meja dimana terletak radio, dan juga meja dimana biasa kusiapkan hidangan makannya.

Kembali aku diuji, bukan tentang kesabaran, namun lebih tentang bagaimana memberikan saran kepada Bapak dengan sehalus mungkin, jika aku sebut nasehat, rasanya kata itu terlalu tinggi dan tidak pas jika dilakukan seorang anak kepada Bapak.
Seperti yang pernah kutulis dalam Blog ini juga, sudah saatnya aku yang merubah pola pikirku, dan harus bisa menyesuaikan kondisinya. Bukan Bapak yang harus berubah, karena aku yakin sudah bukan perkara mudah..

Ingin mengambil minum dan terjatuh, itu alasan yang Bapak sampaikan, walaupun aku tau sebenarnya bukan itu. Dengan posisi jatuhnya, disertai berserakan radio-nya, aku bisa pastikan Bapak bermaksud mengambil dan menyetelnya...

Aku bisa membayangkan yang Bapak rasakan...

Pasti sangat tidak nyaman jika hari-hari dihabiskan di rumah, bahkan nyaris semua hal dilakukan di kamar. Kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berjalan dan melakukan aktifitas. Aku berusaha melihat dari sudut pandangnya, jika aku yang diposisikan tersebut pasti akan sangat tersiksa. Betapa kehidupan yang sangat monoton dilalui. Baru tadi berasa santap pagi untuk sarapan, tau-tau sudah malam. Betapa hari-hari yang sangat membosankan, tidak tau malam ataupun siang, sudah lupa akan hari...
Sabar ya Pak...

Kupungut dan kucoba bereskan radio yang berserak, tatapan penuh rasa bersalahnya membuat perasaanku miris, sedih, dan nelangsa. Aku tidak sedikitpun berusaha menyinggung tentang "kenakalan" Bapak yang berusaha meraih radio pada dini hari ini, aku hanya mencoba mengingatkan Bapak agar istirahat dan jangan mematikan lampu kamarnya, supaya tidak terjatuh lagi. Aku tidak mungkin memaksanya melakukan hal tersebut, hanya bisa berusaha memberinya pengertian dan saran. Saran yang menurutku terbaik, namun buat Bapak mungkin tidak..

Dari depan pintu kamarnya kuamati yang Bapak lakukan, berusaha memastikan Bapak mau nurut, tuk kembali rehat, masih duduk dibibir dipannya, mengambil minuman, dan tetap memandang pada Radio yang telah kubereskan tadi..

Ahhh Bapak...
Met ngaso Pak...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?