Ala Cinderella

Beberapa waktu lalu ada seorang kawan yang berusaha mewujudkan mimpinya, dia punya impian menikah bak dongeng Cinderella, lengkap dengan gaun dan semua atribut mewah yang diimpikan. 
Mendapatkan pria baik dan kaya adalah impian kawan saya tersebut. Seiring bertambahnya waktu, klasifikasi baik agaknya memudar, akan tetapi predikat kaya, gamblang dilihat. Dan akhirnya pria kaya-lah yang diputuskan untuk menjadi pendamping hidupnya. Kebaikan baru bisa dilihat kemudian dengan perjalannya waktu, begitu menurut pendapatnya.

Tak berapa lama waktu pernikahan akan segera terlaksana, dari gaun sampai dengan kereta kencana modern disiapkan, istana megahpun disewa sebagai tempat melangsungkan mengikat janji. Semua disiapkan dengan detail yang benar-benar rinci.

Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun pelaksanaan itu akhirnya tiba. 

Dekorasi pelaminan cukup mewah untuk golongan keluarga sekelasnya, dukup indah dan cukup menawan. Awesome!! Tak lama kemudian wajah kedua mempelai mulai nampak. Dan ajaib, benar benar dia berubah menjadi Cinderella malam itu, sempurna. Dengan gaun yang mewah dan dengar-dengar dari rancangan rumah Bridal terkenal. Tidak mengherankan, mengingat konon katanya sang calon suami adalah orang yang memiliki cukup banyak materi. Jamuan makan malam tak ketinggalan cukup mewah dan megah. Lengkap sudah impiannya untuk menjadi Cinderella. Minimal malam ini. Minimal satu mimpi sudah terwujud.

Puas menyaksikan dan memandangi semua keindahan tersebut, tubuh ini mengajakkeluar untuk meninggalkan resepsiperhelatan mewah tersebut,dan lupa sebuah doa yang kupanjatkan agar kedua pengantin berhabagia. Kembali melewati jalan yang tadi kumasuki, berpapasan dengan beberapa anggota keluarga pengantin, agak heran juga melihat ekspresi wajah yang berbeda dengan keindahan yang ada di dalam. 
Hm.. pasti mereka lelah, itu yang ada dalam benakku...

Seminggu setelah hajatan itu dilaksanakan ternyata baru terjawab apa yang ada di otakku, ternyata timbul masalah setelah perhelatan ala Cinderella tersebut, ini disebabkan budget yang dikeluarkan ratusan juta, dan itu membuat dana untuk masa depan terpakai juga. 
Ternyata mewujudkan impian besar, membutuhkan pengorbanan yang besar pula???
Entahlah....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?