POLAH PECINTA

               Hal yang paling aku suka adalah ketika ada teman yang curhat tentang perasaan cintanya dengan seseorang, bukan tentang curhatan lebay-nya yang membuat aku suka, akan tetapi polahnya ketika sedang dimabuk cinta.
                Sama halnya yang terjadi dengan Rama, sebenarnya dia tidak tampan, akan tetapi mungkin memiliki sisi menarik bagi seorang Shinta. Pada dasarnya Rama adalah sosok yang senang berkawan dengan siapapun, dia suka sekali diajak sharing bahkan curhatan. Anaknya supel dan care dengan siapapun, salah satunya dengan Shinta.
                Pada awal bertemu Rama, Shinta tidak begitu suka dengan kelakukan Rama, ini disebabkan siapapun yang kali pertama melihat sosok Rama adalah pribadi yang kurang menyenangkan. Berwajah jutek, dan kalo ngomong kadang pedas, maklum sosok Rama suka blak-blakan jika berbicara. Namun di perjalanan waktu, entah kejadian ajaib apa yang akhirnya membuat Shinta tergila-gila padanya.
                Sering kali Shinta berupaya menarik perhatian sang Rama dengan berbagai macam hal. Sebenarnya agak susah untuk menaklukkan hati Rama ini, dia orangnya kurang suka diajak jalan kecuali dengan orang yang membuatnya “nyaman”, atau karena alasan lain. Ditambah sifat moody-an yang dimiliki Rama, lengkap sudah penderitaan bagi Shinta.
                Beberapa kali Shinta pernah “berhasil” mengajak jalan Rama, entah menemani resepsi dikawinan, pergi ke suatu instansi, dimana sebenarya tanpa ditemani Rama-pun, Shinta bisa menghandle-nya sendiri. Yah namanya juga usaha.
                Bukannya Rama tidak tau bahwasanya Shinta menyukainya, akan tetapi gaya “konvensional” Shinta yang terlalu agresif membuat Rama justru kurang tertarik. Hal ini diperparah sikap posesif dan kolokan Shinta menambah ke-engganan Rama.
                Seiring berjalannya waktu Rama mulai menghindar dari segala kegiatan yang ditawarkan oleh Shinta, bahkan untuk sekedar mengangat telephone atau membalas pesan singkat-pun tidak pernah. Bisa dibayangkan kegalau-an Shinta harus mensikapi hal tersebut, hal ini dilakukan Rama mengingat daripada daripada...
                Polah Shinta semakin menjadi-jadi, dia berusaha memikat dari semua lini dari segala hal yang dilakukan Rama, semua aktifitas dan pergaulan serta sosialita ala Rama coba dia gali. Namun nampaknya hal ini tidak menampakkan hasil.  Semakin lama, semakin mustahil untuk mendapatkan Rama, akhirnya Shinta sedikit menyerah…
                Perasaan suka yang dimiliki Shinta mengalahkan kenyataan, dalam perjalanan mencari cinta Rama yang tiada pernah padam sering  Shinta bela-belain mengitari rumah Rama, memastikan bahwa Rama ada di dalamnya, berharap Rama melihatnya melintas, dan berharap Rama mengajaknya mampir. Namun sayang hal tersebut sia-sia. Karena Shinta kerap kali melintas di tengah malam dimana saat jam-jam  Rama asik menyaksikan Lingery Night di Fashion TV, pastinyalah tidak bakal melihat mahluk ini nongol di teras, padahal kala malam tersebut Shinta sering berkali-kali mengitari rumah Rama (kenapa juga gak sekalian daftar jadi satpam ya??) hehehe.
                Dari kejadian, demi kejadian rumorpun merebak luas akan kedekatan mereka, bahkan tidak sedikit yang menyalahkan sikap Rama, menyalahkan ke sombongan Rama, menyalahkan ke-care-an Rama sehingga seolah-olah memberi signal dan harapan kepada Shinta untuk menyukainya, dan banyak hal negative yang ditujukkan padanya.
                Sebenarnya saya tau kesalahan fatal Rama tiga hal, dan tidak ada pada tuduhan mereka. Salahnya Rama adalah sudah cukup berusia matang, mapan (dalam kacamata orang awam), tetapi masih membujang, itulah kesalahan dia.
Do your best Rama hahaha…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Jawa Yu Beruk..

Basa Jawa Ndeso?